Salin Artikel

Pemancing Temukan Penyu Mati dengan Sampah Plastik Terburai dari Perutnya

KULON PROGO, KOMPAS.com — Pemancing menemukan satwa penyu dalam kondisi mati di kawasan pantai wisata Congot, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mereka mendapati sampah plastik terburai dari perut penyu yang berada pada sisi bawah.

Para pemancing bersama aktivis Kulon Progo dari Wild Water Indonesia (WWI) mengubur penyu tak jauh dari tempat satwa ini terdampar, Minggu (9/12/2018) sore.

"Penyu itu ditemukan dekat menara, kira-kira 200 meter dari pantai (kawasan wisata Congot). Atau sekitar 2 Kilometer dari pantai (wisata) Glagah," kata Hary Hermanto, aktivis WWI Kulon Progo, Senin (10/12/2018).

WWI sendiri merupakan kelompok pencinta lingkungan, khususnya perairan, yang tersebar di banyak daerah di Indonesia.

Kegiatan WWI di Kulon Progo berlangsung sejak 2017 dengan aksi utama kampanye lingkungan perairan, kebersihan, dan menjaga ekosistem.

Misi utama mereka adalah menghentikan setrum, racun, bom ikan, maupun sampah.

Hary menceritakan, dirinya kebetulan sedang memancing bersama seorang temannya di Congot pada Minggu siang. Tak sengaja, temannya menemukan bangkai penyu dengan ukuran lebar kira-kira 40 sentimeter.

Kondisinya sudah membusuk. Karapas penyu juga sudah terkupas di sana-sini.

Yang menyedihkan, isi perutnya tampak terburai. Sampah plastik terlihat keluar dari perutnya yang terburai itu.

Hary dan temannya memutuskan segera mengubur penyu tersebut. Temuan tersebut sempat direkam dan diunggah ke Instagram, Twitter, maupun, akun grup WWI di Facebook, yang kemudian viral.

Warganet yang merespons prihatin dengan masalah sampah yang mencemarin lautan.

"Seperti biasa, setelah kami menemukan hal seperti ini kami segera melapor ke BKSDA untuk penanganan selanjutnya," kata Hary.

Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kulonprogo Gunadi mengatakan, pihaknya belum lama menerima laporan tersebut.

Selain menerima laporan, pihak balai juga sudah melihat video maupun foto yang beredar di media sosial.

Laporan dan unggahan di medsos itu memang mengundang prihatin, terlebih bila benar terdapat sampah plastik yang keluar dari perut satwa ini.

Ini menunjukkan betapa laut sangat tercemar dan mengancam banyak satwa, serta bisa mengganggu ekosistem.

"Karena bisa saja sampah plastik itu (dianggap) seperti ubur-ubur, lantas dimakan," kata Gunadi.

Menurut dia, ini sangat mengancam kehidupan penyu.

Gunadi mengatakan, BKSDA juga tengah mempertimbangkan perlu tidaknya memeriksa bangkai penyu malang itu.

Terlebih karena bangkai kini dalam kondisi sangat busuk dan telah dikubur.

https://regional.kompas.com/read/2018/12/10/23231771/pemancing-temukan-penyu-mati-dengan-sampah-plastik-terburai-dari-perutnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke