Salin Artikel

Kisah Rahmat Hidayat, Difabel Asal Bandung Barat yang Jago Desain Busana (1)

Rahmat lahir dengan keterbatasan fisik. Namun, ia tak lantas merelakan masa depannya lenyap digerus nasib. Pria berusia 25 tahun ini punya tekad besar mendobrak batas fisik melalui keterampilannya dalam mendesain busana.

Ragam karya desain busana yang ia goreskan membuat Rahmat kian dikenal masyarakat meski ia tak pernah mengenyam pendidikan formal. "Saya suka gambar sejak umur 7 tahun," ucap Rahmat saat ditemui Kompas.com, Selasa (27/11/2018).

Rahmat lahir dari pasangan Ati Susilawati dan Hasan. Keluarga sederhana yang tinggal di Kampung Ciawitali RT 02 RW 06 Desa Sindangkerta, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Kediaman Rahmat berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Bandung.

Cukup sulit untuk menjangkau kediaman Rahmat. Kendaraan roda empat hanya bisa masuk sepertiga jalan menuju rumah Rahmat. Sisanya, orang yang ingin berkunjung mesti mengendarai sepeda motor melintasi jalan setapak yang diapit sawah.

Sebuah rumah bilik berwarna putih berdiri di samping jalan. Meski kediamannya sulit diakses, nama Rahmat sangat dikenal di kampungnya.

Terinspirasi drama Korea

Anak pertama dari lima bersaudara itu berkisah, ketertarikannya pada dunia desain fesyen muncul pada tahun 2010. Inspirasinya muncul dari drama Korea berjudul King of Fashion yang berkisah anak muda yang bercita-cita menjadi desainer.

"Kalau senang desain busana waktu 2010. Saya terinspirasi dari film korea King of Fashion, di film itu pas saya lihat saya dari kecil suka gambar, kenapa gak saya coba kembangkan agar bisa jadi desainer terkenal," tutur Rahmat.

Semangatnya kian menggebu. Bermodal bakat menggambar secara otodidak, ia memberanikan diri untuk mendesain sebuah gaun sederhana bermotif bunga.

"Iya dulu mulai gambar gaun, tapi ya begitu lah gak terlalu bagus," ungkapnya.

Sadar akan terbatasnya ilmu desain yang ia miliki, Rahmat mulai mencari referensi dan ide lewat sosial media. Ia pun banyak bergabung dalam grup penyuka desain lewat sosial media Facebook.

"Lama kelamaan jadi keterusan, jadi hobi. Saya juga banyak ikut grup di FB," ucapnya.

Ketekunan Rahmat perlahan mulai membuahkan pundi-pundi rupiah. Beberapa desainnya mulai diminati. Satu desain ia jual hanya Rp 50 ribu.

Penghasilan itu ia gunakan untuk menyambung hidup keluarganya. Rahmat pun kini jadi tulang punggung keluarga, terlebih saat ayahnya berpulang tiga tahun silam.

Ati Susilawati, ibu Rahmat, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat karya anak sulungnya mulai dikenal masyarakat.

"Saya bangga, senang banget punya anak berbakat. Dia emang dari kecil senang gambar. Padahal dia gak pernah sekolah formal. Bisa baca dan hitung juga diajarin bibinya," ujar Ati.

Selain lihai menggambar, Rahmat juga rajin membantu pekerjaan rumah meski punya keterbatasan fisik.

"Dia sering bantu saya, masak, nyuci piring. Sekarang dia tulang punggung keluarga. Saya ngandelin hasil Rahmat jualan gambarnya. Saya harap Rahmat jadi desainer yang sukses," tutur Ati. 

https://regional.kompas.com/read/2018/11/28/10084831/kisah-rahmat-hidayat-difabel-asal-bandung-barat-yang-jago-desain-busana-1

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke