Salin Artikel

Dua Anak Putus Sekolah Mabuk Lem Diambil Alih Pemkot Surabaya

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma mengungkapkan, dua anak putus sekolah yang kedapatan sedang ngelem atau mabuk lem akan diambil alih Pemerintah Kota Surabaya untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

Tujuannya, anak-anak tersebut tidak mengulangi perbuatannya dan mau untuk kembali bersekolah.

"Nanti mungkin saya tawarkan dia tinggal di kampung anak negeri. Supaya anak-anak ini mungkin punya talenta apa, bisa kita kembangkan dan masih bisa sekolah," tutur Risma.

Risma menyebut, permasalahan anak-anak terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Biasanya, memang terjadi pada anak-anak putus sekolah.

Dengan tidak adanya kesibukan, kata Risma, anak-anak bisa terpengaruh dengan hal-hal negatif.

"Anak-anak ini tidak punya kesibukan. Ini kemudian mempengaruhi anak-anak lain. Ini yang paling saya takutkan (dampak) anak putus sekolah itu," kata Risma.

Oleh karena itu, menurut Risma, untuk menyelesaikan masalah anak, juga harus diimbangi dengan menyelesaikan masalah keluarga.

Sebab, permasalahan anak terjadi dipengaruhi beberapa faktor, seperti pengaruh lingkungan, pergaulan, dan persoalan dalam keluarga.

"Jadi, kita nanti akan selesaikan masalah-masalah dengan para orangtuanya. Saya juga sudah titip ke (pihak) sekolah, agar dia (anak putus sekolah) bisa diterima kembali," ujar Risma.

Seperti diketahui, Satpol PP Surabaya menciduk lima remaja berusia 15-16 tahun karena kedapatan ngelem atau mabuk lem di Banyu Urip, Sawahan, Surabaya, pada Senin (19/11/2018).

Risma langsung menemui mereka untuk memberikan pengarahan agar kasus serupa tidak terulang lagi.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/20/15255451/dua-anak-putus-sekolah-mabuk-lem-diambil-alih-pemkot-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke