Salin Artikel

Jejak Kejayaan Bioskop Irama di Madura

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Gedung bioskop Irama di Jl Slamet Reyadi Pamekasan, Madura kini menjadi bangunan tua tak terawat. Kulit temboknya mulai mengelupas. Bata merah mulai tampak di beberapa bagian gedung.

Cat putihnya juga sudah luntur, karena bercampur dengan lumut tembok yang mulai mengeras.

Tulisan IRAMA di atas gedung, sudah tidak tampak terbuat dari besi karena sudah berkarat. Pagar pembatas bercat bitu di depan loket, mulai tekelupas.

Bahkan, banyak yang sudah berkarat. Pagar halaman bioskop, karatnya lebih parah.

Di pagi hari, halaman gedung dipenuhi dengan gerobak pedagang kaki lima yang tidak dibawa pulang.

Menjelang siang, gerobak-gerobak itu dipindah oleh pemiliknya, untuk dipakai berjualan kembali di dalam taman Arek Lancor.

Aktivitas di dalam gedung bioskop Irama, berhenti total sejak tahun 2003 silam. Padahal, gedung bioskop itu menjadi satu-satunya studio pemutaran film paling bergengsi sejak tahun 70-an di pulau Madura.

Tiga kabupaten lainnya, Sumenep, Sampang dan Bangkalan, belum pernah ada gedung bioskop di masanya.

Gedung bioskop Irama tidak hanya digunakan untuk pemutaran film di masanya. Namun, sejumlah artis papan atas, juga pernah menggelar konser musik. Sebut saja Godbless, Soneta, Koes Plus, sederet artis dangdut seperti A. Rafik, Elvie Sukaesih, Rita Sugiarto, Evie Tamala, Ike Nurjannah, dan artis dangdut lainnya.

"Tahun 80-an Rhoma Irama dengan Soneta kalau konser di gedung ini. Penontonnya pasti membeludak sampai tidak muat," ujar Nurrahman, penggemar grup Soneta, Senin (12/11/2018).

Soal pemutaran film, Johar Maknun, salah satu warga yang sering datang ke bioskop Irama masih mengingat beberapa judul film yang pernah ia tonton dan hits di masanya. Di antaranya, Lupus, Sundel Bolong, Gita Cinta dari SMA, Dalam Pelukan Dosa, Maju Kena Mundur Kena Trio Warkop, dan Di Dadaku ada Cinta.

"Kalau film horor ada yang berjudul Bisikan Arwah, bintang filmnya Nina Karina. Saya masih ingat. Seram sekali filmnya waktu itu," kenang Johar.

Ada pula film yang masih terus melekat di ingatan Johar, yakni Violent Killer yang diperankan Eva Arnaz dan Clift Sangra. Ada pula film berjudul Kugadaikan Cintaku yang diperankan Merriam Bellina, Kenikmatan Tabu yang diperankan Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati.

Jauh-jauh hari sebelum film itu diputar, pihak bioskop sudah memasang poster raksasa di depan gedung menghadap ke arah barat.

"Jauh-jauh hari saya sudah menabung untuk nonton film itu. Harga tiket waktu itu kalau tidak salah Rp 25. Uang jajan sekolah saya simpan agar bisa nonton," imbuh Johar.

Basri Santoso, pria yang kini jadi satpam di salah satu perusahaan swasta ikut mengenang kejayaan gedung bioskop Irama.

Basri lebih senang nonton film Rhoma Irama dan film-film India. Film-film itu menurut Basri, sangat romantis. Bahkan sampai sekarang, film yang diperankan Rhoma Irama, masih terbilang film yang sangat romantis.

"Syair-syair Rhoma Irama dalam beberapa filmnya, susah bikin perasaan move on. Film Gitar Tua Rhoma dan Yati Octavia, bikin perasaan muda lagi," ungkap Basri.

Gedung bioskop Irama bagi Johar dan Basri, menjadi simbol kejayaan dunia bisokop di Madura. Mereka berdua banyak mengenal sahabat dari luar Pamekasan. Terutama, dari Sumenep dan Sampang.

Banyak teman mereka bertemu jodohnya berawal dari gedung bioskop. Ada yang menjalin kasih meskipun tidak sampai ke kursi pelaminan.

Pemutaran film di bioskop Irama mulai berkurang sejak tahun 2000-an. Hal itu bersamaan dengan merambahnya kaset dan VCD di masyarakat. Tempat penyewaan kaset dan VCD terus menjamur.

Maraknya persaingan penyewaan kaset dan VCD itu, semakin memudahkan masyarakat menonton film-film terbaru. Bahkan banyak film yang sudah selesai ditonton, baru mau diputar di bioskop.

"Saya lihat yang masih banyak datang ke bioskop berasal dari desa yang belum tahu banyak tentang VCD," ungkap Johar Maknun.

Tahun 2002, pemilik gedung bioskop sudah berhenti total memutar film. Gedung tersebut sudah berubah menjadi tempat pertunjukan dan pagelaran even musik.

Tahun 2005, gedung itu ditutup total untuk segala aktivitas. Pemilik gedung sudah pindah ke Jakarta. Sampai saat ini, gedung tersebut tidak terawat.

"Andaikan dibuka lagi dan direhab, dengan konsep yang baru dan film yang ditayangkan film-film premiere, saya yakin akan banyak yang nonton. Apalagi saat ini dunia perfilman di Indonesia semakin maju," kata Esa Arif, penikmat film-film premiere.

Di samping itu, adanya bioskop di Pamekasan, akan memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat, sekaligus menambah pendapatan bagi pemerintah dari sektor pajak hiburan.

https://regional.kompas.com/read/2018/11/13/10451381/jejak-kejayaan-bioskop-irama-di-madura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke