Menurut Paryanto, permintaan maaf Ketua Umum Partai Gerindra tersebut sesuai dengan harapan dan tuntutan warga Boyolali.
Sebab, ucapan Prabowo dalam acara peresmian posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Boyolali dinilainya telah melukai dan merendahkan harga diri serta martabat masyarakat Boyolali.
"Kata maaf dari Prabowo itu sesuai harapan tuntutan masyarakat Boyolali, atas pidato Prabowo yang telah melukai dan merendahkan harga diri masyarakat Boyolali," kata Paryanto, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (7/11/2018).
Untuk diketahui, aksi protes warga Boyolali atas pidato Prabowo yang mengucap "tampang Boyolali" digelar pada Minggu (4/11/2018).
Ada belasan ribu lebih warga yang ikut dalam aksi tersebut. Mereka menuntut agar Prabowo meminta maaf kepada warga Boyolali.
Seperti diberitakan, permintaan maaf itu disampaikan Prabowo melalui sebuah video yang diunggah Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak, melalui akun Twitter-nya Selasa (6/11/2018).
"Ya, maksud saya tidak negatif. Tapi kalau ada yang merasa tersinggung, ya saya minta maaf," ujar Prabowo.
Prabowo juga mengaku bersedia berdialog dengan pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan ucapannya itu.
"Dan saya siap kalau suatu saat diminta dialog langsung. Tidak ada masalah. Ya kita baik-baik saja," kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan sama sekali tidak berniat menghina mereka yang berasal dari Boyolali.
Menurut Prabowo, istilah itu digunakannya untuk menunjukkan rasa empati dan solidaritas atas permasalahan yang dialami masyarakat.
https://regional.kompas.com/read/2018/11/07/17091471/tanggapan-ketua-dprd-boyolali-atas-permintaan-maaf-prabowo-soal-tampang