Sehingga, anak-anak di pedalaman Kabupaten Pidie mulai hari ini terpaksa tidak diizinkan sementara untuk pergi ke sekolah dan mengaji.
“Gajah sampai sekarang masih berada di kampung, masyarakat mulai trauma, bahkan anak-anak sudah kami larang untuk pergi sekolah dan mengaji sementara karena takut amukan gajah,” kata Kepala Desa Leupu, Kecamatan Gumpang, Kabupaten Pidie Muhammad Isa (38) saat dihubungi Kompas.com, Senin (05/11/2018).
Selain harus merelakan kehilangan berbagai jenis tanaman di ladang sebagai sumber penghasilan warga yang umumnya petani, kini mereka juga mulai trauma untuk melakukan akvitas di luar rumah.
Sebab, 3 ekor gajah liar masih berkeliaran di permukiman mereka.
“Kalau tanaman di ladang sudah habis semua, sebagai sumber penghasilan utama kami, sekarang warga pun sudah mulai trauma tidak berani melakukan apa-apa,” katanya.
Warga hanya dapat berharap segera ada penanganan dari dinas terkait untuk menggiring gajah dari permukiman yang telah merusak tanaman dan mengancam keselamatan mereka.
“Harapan kami segera ada penanganan segera, warga sudah trauma dan gajah sudah mulai mengancam keselamatan," katanya.
Sementara itu, sejumlah petugas dari BKSDA Resor Pidie dan CRU Mila sudah tiba di Desa Leupu, Kecamatan Gumpang sejak pagi tadi. Namun, hari ini mereka hanya melihat lokasi keberadaan gajah dan kerusakan tanaman.
“Tadi sudah sampai tim dari BKSDA, tapi mereka hanya melihat lokasi gajah dan kerusakan tanaman, belum ada kepastian kapan akan dilakukan penggiringan gajah,” ujarnya.
https://regional.kompas.com/read/2018/11/05/16083881/gajah-bertahan-di-permukiman-anak-anak-diliburkan-sekolah-dan-mengaji