Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung Harsono menceritakan kisahnya saat menjalakan tugas kemanusiaan dan negara demi pencarian korban dan pesawat Lion Air.
Harsono mengaku bersyukur keluarganya, baik istri dan kedua buah hatinya, mengerti akan profesinya sebagai anggota SAR.
"Alhamdulillah keluarga sudah mengerti, saat saya harus meninggalkan mereka," katanya.
Yang terpenting, kata dia, dirinya dan keluarga selalu mengedepankan komunikasi. Setiap sebelum apel dan saat istirahat siang, Harsono selalu menyempatkan untuk menelepon keluarganya.
"Yang pasti sebelum apel pagi. Siang kalau istirahat dan (saat) kosong (pekerjaan)," katanya.
Pria kelahiran Purworejo 26 Mei 1964 lalu itu menceritakan, sebelum menikah ia dan istrinya dipanggil ke kantor tempat ia bekerja untuk diberi wejangan.
"Sebelum kawin, calon istri panggil ke kantor, dibilangin lelakimu sewaktu-waktu dipanggil tugas harus siap," ujar Harsono.
Menurut Harsono, panggilan tugas secara mendadak bukan sekali dua kali ia alami. Harsono kerap dilibatkan dalam operasi penyelamatan yang membutuhkan waktu lebih dari sepekan, seperti di Perairan Bangka, Cirebon, Pangalengan, dan Brebes.
"Bisa sampai sebulan," katanya.
Harsono mengaku bergabung bersama Basarnas sejak Juli 1986. Pertama masuk institusi tersebut dia ditugaskan di wilayah Palembang. Tugasnya di daerah Wong Kito berjalan selama 27 tahun.
"Pada akhir tahun, yakni 5 November 2014, saya dipindah ke Bandung hingga sekarang," katanya.
Saat jauh dari keluarga dan nyawa jadi taruhan...
Menurutnya, bertugas sebagai tim penyelamat sangat berisiko, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya. Medan yang sulit serta cuaca yang tidak bersahabat harus dihadapinya saat menjalankan tugas.
"Yang terpenting selalu berdoa dan sama-sama selamat," tambahnya.
Ia mengatakan, tidak ada alasan apapun untuk menolak tugas kemanusiaan dan negara, termasuk saat buah hatinya sakit. Meski begitu, Harsono pernah mendapat protes dari keluarga.
"Pernah keluarga protes pas acara ulang tahun saya sendiri. Saat itu semua anggota telah kumpul, sudah booking tempat. Ketika masuk pintu gerbang (tempat perayaan), saya menerima kabar musibah. Terpaksa saya balik lagi," ceritanya.
https://regional.kompas.com/read/2018/11/03/11355641/cerita-harsono-petugas-sar-saat-nyawa-jadi-taruhan-demi-tugas-kemanusiaan
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan