Salin Artikel

Fakta Baru Bencana Sulteng, Temuan Jenazah Saling Berpelukan hingga Pembangunan Huntara

KOMPAS.com - Sejumlah jenazah korban bencana alam Sulawesi Tengah berhasil dievakuasi petugas SAR di Kelurahan Petobo. Tiga korban ditemukan dalam posisi saling berpelukan.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jumlah kerugian akibat bencana alam di Sulawesi Tengah diperkirakan mencapai Rp 15,29 triliun.

Sementara itu, ribuan keluarga korban bencana diperkirakan membutuhkan hunian sementara atau huntara.

Pembangunan huntara ditargetkan selesai akhir 2018. 

Berikut fakta terbaru bencana alam di Sulawesi Tengah.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kerusakan dan kerugian terbesar akibat bencana alam Sulawesi Tengah terjadi di Palu, yaitu Rp 7,6 triliun atau mencapai 50 persen dari total perkiraan.

Sementara itu, detail kerusakan di Kabupaten Sigi Rp 4,9 triliun, Kabupaten Donggala Rp 2,1 triliun, dan Kabupaten Parigi Moutong Rp 631 miliar.

Sutopo menjelaskan, nilai kerusakan di empat wilayah tersebut diperkirakan Rp 13,27 trilun dan nilai kerugiannya Rp 2,02 triliun.

"Kerusakan adalah nilai kerusakan stok fisik aset, sedangkan kerugian adalah kerugian arus ekonomi yang terganggu akibat bencana," kata Sutopo, Jumat (26/10/2018). 

Setelah mendapat laporan adanya temuan jenazah korban bencana, tim SAR segera melakukan evakuasi di Kelurahan Petobo, pada Jumat (26/10/2018).

Lima jenazah ditemukan dan tiga diantaranya dalam posisi berpelukan.

"Kami menerjunkan dua tim ke wilayah Petobo untuk melakukan evakuasi dan akhirnya tim SAR berhasil mengevakuasi lima jenazah," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu Basrano, seperti dikutip dari Antara.

Lima jenazah yang berhasil diidentifikasi atas nama Husna Sani (50), Muh Riansyah (23), Yuli (25), Azril (6) dan Edrik (85).

Sebelumnya, tim SAR juga telah mengevakuasi 7 jenazah di Kelurahan Petobo.

BNPB memperkirakan jumlah keluarga korban bencana Sulteng yang membutuhkan huntara adalah 23.413 warga.

"Angka itu hanya perkiraan masih perlu verifikasi. Hingga saat ini belum dapat dipastikan berapa jumlah hunian sementara yang diperlukan," kata Sutopo.  

Selain itu, Sutopo menjelaskan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membangun 1.200 barak yang masing-masing menampung 12 Kepala Keluarga (KK). Barak-barak tersebut diharapkan dapat menampung 14.400 orang.

Sutopo menjelaskan, kondisi wilayah bencana di Sulawesi Tengah telah siap memasuki transisi masa darurat ke pemulihan.

"Lokasi hunian sudah ditetapkan melalui surat keputusan kepala daerah, pembersihan kota juga sudah mencapai 70 persen," kata Sutopo, dilansir dari Antara.

Untuk pembangunan hunian sementara diagendakan rampung pada akhir 2018 atau sekitar bulan Desember.

Sutopo mengakui, sejumlah jalan menuju wilayah yang terkena dampak bencana masih terputus. Meski demikian, fasilitas kesehatan sudah bisa berfungsi untuk melayani masyarakat.

Sementara itu, Kementerian Sosial siap memenuhi kebutuhan pengungsi selama tinggal di huntara.

Sumber: KOMPAS.com (Devina Halim)/Antara

https://regional.kompas.com/read/2018/10/27/09055181/fakta-baru-bencana-sulteng-temuan-jenazah-saling-berpelukan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke