Salin Artikel

Viral, Siswi SMK Karanganyar Jualan Cilok Pakai Baju Seragam

Dalam dua hari terakhir, aksi Ida mengenakan baju seragam sekolah sambil berjualan cilok di sekolahannya menjadi topik hangat di dunia maya.

Sejak diposting foto berjualan cilok di instagram Info Cegatan Solo (ICS), sudah ribuan netizen yang memberikan tanda suka terhadap aksi anak sulung pasangan Sukirno dan Sumiyati.

Pantuan Kompas.com di instagram ICS hingga saat ini sudah 12.673 memberikan tanda suka dan 248 berkomentar. Rata-rata netizen memberikan tanggapan mendukung Ida untuk terus berjualan cilok.

Dihubungi Kompas.com, Selasa ( 23/10/2018) malam, Ida mengaku berjualan cilok mengenakan seragam di sekolah karena ingin meringankan beban ibunya.

Sebab semenjak ayahnya meninggal dua tahun lalu, ibunya hanya mengandalkan berjualan sayur untuk menghidupi tiga anaknya.

Tak tega melihat ibunya banting tulang mencukupi biaya hidup, Ida berinisiatif berjualan cilok di sekolahnya.

Tak hanya itu, Ida rela berjualan cilok lantaran menginjak kelas tiga SMK membutuhkan banyak biaya sekolah.

"Saat kelas satu dan dua tidak bayaran. Tetapi setelah kelas tiga banyak bayaran. Jadi saya jual cilok," kata Ida.

Tak hanya waktu duduk dibangku SMK, Ida menuturkan saat SMP dirinya juga pernah berjualan cilok. Dengan demikian ia sudah terbiasa berjualan cilok.

Untuk biaya sekolah

Dengan tujuan mulia untuk membantu orang tua, Ida mengayuh sepeda ontel memboncengkan dua kotak beronjong berisi cilok.

Hanya saja, Ida berjualan cilok saat hari masuk sekolah saja. Saat hari libur, ia membantu berjualan di salah satu toko kelontong dekat rumahnya.

Untuk berjualan cilok, Ida membuat sendiri. Ia berbelanja bahan di pasar usai pulang sekolah. Setelah bahan dibeli berupa terigu, tepung kanji dan sejumlah sayuran, ia langsung memproses bahan menjadi cilok yang siap dijual keesokan harinya. Bahan-bahan itu diracik selepas ia belajar malam.

Ida mulai memasak cilok sejak pukul 02.30 dini hari, setiap harinya. Sementara merebus cilok ia lakukan saat ia siap-siap ke sekolah.

Bagi Ida berjualan cilok sambil menimba ilmu merupakan pekerjaan mulia. Ia pun tidak malu melakoni pekerjaan itu setiap harinya meski banyak yang mencibirnya saat berjualan.

"Kenapa harus malu. Kata mama selama pekerjaan masih halal kenapa harus malu. Dan alhamdulillah dari berjualan cilok, saya bisa mencukupi kebutuhan membayar biaya sekolah," kata Ida.

Sebagai remaja ia ingin membuktikan dirinya tidak gengsi berjualan cilok di sekolah dan keliling. Pasalnya pekerjaan yang dilakukan halal dan membantu orang tuanya.

Kenekatan Ida menjual cilok bukan hanya karena persoalan biaya sekolah saja. Sejak ayahandanya meninggal dua tahun lalu, praktis sebagai anak pertama ia harus membantu ibunya membesarkan dua adiknya.

Bahkan saat ini, Ida harus rela tinggal sendiri bersama salah satu adiknya di rumah peninggalan neneknya. Sementara ibunya bersama adik bungsunya tinggal di Bekasi berjualan sayur.

"Di Karanganyar saya tinggal sama adik saya sendiri. Tetapi di samping rumah ada paman saya," kata Ida.

Dari hasil jualan cilok, Ida bisa mendapatkan penghasilan bersih Rp 30.000 hingga Rp 40.000. Dari hasil jualan cilok juga, selain bisa menutup biaya sekolah juga bisa mencukupi kebutuhan hidup Ida bersama adiknya.

Ingin jadi petinju

Cilok buatan Ida sudah menjadi langganan teman sekolah hingga gurunya. Bahkan saat di jalan, Ida sering dipanggil warga yang ingin membeli ciloknya.

Ida menjual ciloknya saat tiba di sekolah, jam istirahat dan jam kosong. Bila libur tiba, ia tidak berjualan cilok lantaran membantu jualan di toko kelontong. "Dulu kalau libur sekolah saya jualan keliling," jelas Ida.

Menurut Ida, pihak sekolah tidak mempermasalahkan dirinya berjualan cilok. Pasalnya, jualannya tidak mengganggu kegiatan belajarnya. "Sebelum berjualan saya dulu minta izin dulu sama bapak kepala sekolah. Setelah diizinin baru saya berjualan cilok," ujar Ida.

Setelah lulus nanti, Ida akan tinggal bersama ibunya di Bekasi. Ida tidak berani meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi lantaran persoalan biaya.

Selama berjualan cilok, banyak suka duka yang dialami Ida. "Dukanya pernah di-bully sampai kehujanan saat jualan. Kalau di-bully saya tidak tanggapi. Saya biasa saja. Tapi sukanya, saya senang bisa mendapat uang sendiri tanpa harus minta orang tua," kata Ida.

Soal bagi waktu belajar dan berjualan cilok, Ida menyetel alarm di handphone-nya. Bila waktu belajar tiba, alarm di handphone-nya akan berbunyi.

Meski berjualan cilok, Ida memiliki cita-cita unik. Sejak kecil, Ida bercita-cita ingin menjadi seorang petinju. "Aku ingin jadi petinju tapi tidak dibolehkan sama ayah. Kalau aku jadi petinju, biar kalau ada yang gangguin mama biar aku tinju aja," kata Ida.

Ida mengatakan diwaktu senggang ia banyak menulis cerita pendek dan puisi. Meski hobby membuat cerita pendek dan puisi, Ida belum pernah mengikuti lomba. 

https://regional.kompas.com/read/2018/10/24/08484301/viral-siswi-smk-karanganyar-jualan-cilok-pakai-baju-seragam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke