Salin Artikel

Bekas Bencana Likuefaksi Jadi Ajang “Reuni” Warga Korban Gempa Sulteng

Setelah lebih dari 2 pekan di pengungsian, sejumlah ibu-ibu memberanikan diri menuju kawasan Perumnas yang menjadi pusat bencana mencairnya tanah akibat gempa bumi magnitudo 7,4 di Palu, Sulawesi Tengah.

Sejumlah wanita dengan terisak-isak menyaksikan perumahan yang selama ini ditinggali telah menjadi puing-puing, bahkan banyak menelan korban jiwa.

Mereka saling peluk sambil menangis mengenang kejadian yang memakan banyak korban. Tidak banyak yang diucapkan, isak tangis lebih mendominasi pertemuan mereka, sesekali mereka menanyakan kabar anggota keluarga atau kerabat.

“Saya bertemu beberapa kenalan yang juga menjadi korban Kamis sore, ada keluarga yang kehilangan anggotanya, semua rumah sudah hancur tertelan tanah,” kata Maryati, Jumat (19/10/2018).

Perumahan warga Balaroa telah bergeser dan saling tindih, banyak yang tenggelam dan teraduk-aduk di dalam lumpur.

Selain warga Balaroa, sejumlah warga Palu lainya juga mendatangi kawasan ini mereka berusaha mengidentifkasi rumah kerabatnya yang bergeser dan saling tumpuk. Tidak ada yang bisa dilakukan.

Di beberapa titik terdapat lubang besar yang berisi air dengan aroma yang busuk. Menurut sejumlah warga, kolam-kolam kecil ini adalah sisa penggalian alat berat yang dilakukan oleh warga setempat untuk menemukan anggota keluarganya.

Mereka menyewa alat berat sendiri untuk menggali lumpur yang bercampur material bangunan yang sudah luluh lantak.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/19/09193861/bekas-bencana-likuefaksi-jadi-ajang-reuni-warga-korban-gempa-sulteng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke