Salin Artikel

Duka Raisa, Bayi Korban Gempa Palu yang Kehilangan Kaki dan Ayahnya

Bahkan, hingga kini, masih ada warga yang hilang. Salah satunya, keluarga Almarhum Suryanto, dan Wahida, warga perumahan Balaroa, Palu.

Suryanto meninggal dunia karena tertimpa bangunan, sementara putrinya, Raisa Putri Adila yang berusia 19 bulan, harus kehilangan kaki kanannya karena diamputasi.

Pada Sabtu (13/10/2018), keduanya diantar oleh relawan Muhammadiyah Yogyakarta pulang ke Dusun Mengger, Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul.

Sabtu petang, puluhan warga dan sanak saudara sudah menunggu di rumah yang cukup besar, dan baru selesai dibangun Suryanto beberapa bulan lalu.

Raisa tampak digendong oleh kerabatnya. Ia tampak tenang meski kaki kanannya terdapat perban sehabis operasi amputasi.

Sesekali Raisa tersenyum saat beberapa sanak keluarga menyapanya dan kembali memeluk wanita berbaju pink yang menggendongnya.

Sementara, Wahida di dalam rumah bersama kerabatnya.

Informasi korban asal Yogyakarta

Salah seorang relawan dari Muhammadiyah, Irvan Yusuf menceritakan, relawan Muhammadiyah dari Yogyakarta yang membantu korban bencana mendapatkan informasi adanya korban yang berasal dari Yogyakarta, tiga hari pasca gempa atau pada Senin (1/10/2018).

"Ketika kami operasi SAR di Palu, kami mendapatkan informasi mengenai adanya warga Yogyakarta yang menjadi korban. Kami mencoba melacak ternyata ketemu di Rumah Sakit (Yayasan) Al Khairaat, (Rumah Sakit) Al Jufri, Palu. Kemudian kami menemukan Dik Raisa ini," kata Irvan.

Dia menceritakan, dari informasi yang diperoleh, saat gempa dahsyat yang terjadi di Sulawesi Tengah, Raisa bersama Suryanto, sementara Wahida tengah keluar rumah.

Rumah mereka  rata dengan tanah, Raisa dan ayahnya tertimbun bangunan, bahkan terjebak semalam.

Dia baru biasa dievakuasi, pada Sabtu (29/10/2018) sekitar pukul 10.00 WIB.

Suasana panik saat itu, membuat Wahida tidak bisa menemukan anak dan suaminya.

"Bapaknya tertimpa beton rumah, Bapaknya kelihatannya mau menyelamatkan Raisa ini. Raisa kakinya terjepit beton, sehingga menimbulkan luka cukup parah. (lokasi ditemukan) Enggak jauh dari bapaknya," ujar Irvan.

"Terpisah dengan ibunya, bisa ketemu ibunya pada hari Senin (1/10/2018). Dan baru dioperasi (amputasi) seminggu yang lalu, mungkin karena ada pertimbangan keluarga," lanjut dia.

Berdasarkan permintaan keluarga, keduanya dibawa pulang ke Gunungkidul.

Relawan Muhammadiyah akan melakukan pendampingan psikologis dan medis hingga Raisa sembuh.

Adik Suryanto, Heru Lukito menambahkan, pihak keluarga ingin agar Raisa bisa tumbuh besar di Desa Karangasem. Apalagi, Suryanto sudah membangun rumah cukup megah sebelum peristiwa itu terjadi.

"Keluarga ingin Raisa di Jawa saja, sampai besar besuk. Ibunya juga di sini. Jika ingin pulang menengok keluarga di sana enggak apa-apa," ujar Heru.

Suryanto merupakan warga Dusun Mengger, dan menikah dengan Wahida warga asli Palu.

Suryanto tinggal di Palu sejak sekitar tahun 2006. Ia bekerja di sebuah percetakan, dan berbisnis percetakan.

Selama tinggal di Palu, Surynto sering pulang. Kurun waktu 2018, sudah beberapa kali ia pulang kampung.

"Januari lalu (2018) pulang, lalu Lebaran juga pulang. Rencananya Desember besok juga pulang," kata Heru. 

Heru menceritakan, keluarga di Gunungkidul baru mendengar kabar kondisi keluarga Suryanto setelah tiga hari pasca gempa, karena komunikasi terputus total.

"Mendengar kabar tiga hari setelah gempa Senin Malam, dari Saudara yang istrinya orang Palu, tetapi tinggal di sini. Dia mendapatkan informasi dari teman-temannya di sana lewat Facebook, karena komunikasi terputus total," ujar Heru.

Suryanto baru bisa dievakuasi beberapa hari pasca gempa, dan dimakamkan di Palu.

.

.

.

https://regional.kompas.com/read/2018/10/14/06270971/duka-raisa-bayi-korban-gempa-palu-yang-kehilangan-kaki-dan-ayahnya

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke