Salin Artikel

Fakta Terbaru Bantuan Palu dan Donggala, 500 Truk Bahan Makanan hingga Menampung Mahasiswa

KOMPAS.com - 500 truk berisi bantuan berupa bahan makanan dan pakaian telah berangkat dari Makassar menuju Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada Kamis (4/10/2018). 

Sementara itu, Kementerian Sosial pada Jumat (5/10/2018), juga akan mengirimkan bantuan logistik dengan menggunakan pesawat Hercules.

Universitas Sebelas Maret Surakata (UNS) dan sejumlah universitas di Indonesia juga menyatakan kesiapan mereka untuk menampung mahasiswa dari universitas di Palu yang terpaksa berhenti berkuliah karena bencana alam.

Berikut fakta terbaru terkait bantuan untuk para korban gempa.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman resmi melepas 500 truk bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami di kawasan Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018).

"Langkah itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa para anggota kabinet mesti meringankan beban korban bencana di Sulawesi Tengah," ujar Amran.

Nilai bantuan dari Kementan tersebut sekitar Rp 25 miliar. Dana digalang Kementerian Pertanian bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, badan usaha milik negara (BUMN), serta kalangan swasta.

Bantuan yang dikirim untuk para korban di Palu dan Donggala berupa bahan pangan pokok, sandang, dan lain sebagainya.

“Insya Allah besok, akan pakai Hercules menyerahkan bantuan,” kata Sekretaris Jenderal Kemensos Hartono Laras melalui sambungan telepon, Kamis (4/10/2018).

Hartono menjelaskan, bantuan baru bisa dikirim besok karena masih mendata dan menginventarisasi kebutuhan barang-barang yang diperlukan masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

“Semua yang diperlukan, terutama makanan, tenda velbed kemudian matras, selimut, dan kasur masih kurang. Nanti akan dikirim di titik yang kurang akan bantuan logistik,” kata Hartono.

Palang Merah Indonesia ( PMI) akan memberikan bantuan berkepanjangan di Sulawesi Tengah hingga 20 bulan lamanya.

"Kami 20 bulan, operasi kami ya, hampir dua tahun nanti," kata Kepala Divisi Manajemen Bencana PMI, Arifin Muhammad Hadi.

Selama operasi itu berlangsung, terdapat berbagai program yang akan dilakukan PMI dalam rangka memulihkan kondisi Palu dan Donggala pasca-gempa dan tsunami yang memporak-porandakan wilayah mereka.

"Kami mau ada program-program membangun ketahanan, membangun ketangguhan, ada livelihood, mata pencaharian, jadi kompleks ya. Termasuk promosi ketangguhan masyarakat terhadap bencana gempa itu kami satu paket lengkap," kata Arifin.

Rektor UNS, Prof Ravik Karsidi mengatakan, sesuai dengan pengumuman resmi dari Rektor Untad melalui Majelis Rektor PTN se-Indonesia (MRPTNI) dan Forum Rektor Indonesia (FRI), UNS siap untuk menampung mahasiswa dari Palu yang menjadi korban bencana alam.

"Jadi karena pelayanan pendidikan di Untad tidak bisa berjalan hingga batas waktu tertentu, maka kami (UNS) menyiapkan diri untuk menerima mahasiswa Untad," kata Ravik di Solo, Jawa Tengah, Kamis (4/10/2018).

Menurutnya, mahasiswa Untad yang ditampung perkuliahannya akan menjadi mahasiswa titipan di UNS.

Jika Untad sudah siap menerima kembali, mereka akan dipulangkan untuk melanjutkan kuliah di sana.

Selain UNS, terdapat beberapa kampus di Indonesia yang siap menerima mahasiswa Untad, antara lain, Universitas Khaerun Ternate, Universitas Halu Oleo Kendari, Unsrat, Unhas, UNG, Unsulbar, Unmul, Unlam, Untan, Unpar, Unesa, Unair, ITS, Universitas Veteran Yogyakarta, UGM, IPB, Unpad, Unand dan sejumlah PTN lain, kata Ravik.

Sumber: KOMPAS.com (Labib Zamani, Luthfia Ayu Azanella, Reza Jurnaliston, Devina Halim, Haris Prahara)

https://regional.kompas.com/read/2018/10/04/16255631/fakta-terbaru-bantuan-palu-dan-donggala-500-truk-bahan-makanan-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke