Salin Artikel

Plh Wali Kota Bandung Carikan Solusi Akses Jalan Menuju Rumah Eko

Plh Wali Kota Bandung Dadang Supriatna melakukan peninjauan ke lokasi Eko. Dadang yang mengenakan kemeja putih itu bersama para pejabat dan jajarannya mengecek lingkungan dan rumah disekitar rumah eko.

Saat tiba di lokasi, Dadang langsung masuk menembus gang kecil, ia lalu menuruni sejumlah tangga berjalan ke lokasi yang diduga menjadi jalan yang seharusnya gang menuju rumah eko yang kini telah tertutupi bangunan.

Jalan tersebut muncul terarsir dalam denah sertifikat yang dimiliki Eko, berdasarkan Badan Pertanahan Nasional, jalan yang terarsir itu merupakan fasilitas umum (fasum) untuk gang jalan.

Tidak sampai di situ, Dadang kembali berjalan, kali ini menuju rumah tetangga Eko lainnya yang berada tepat di belakang rumah tersebut.

Memang lokasi rumah di wilayah tersebut cukup padat, Dadang kemudian masuk ke halaman rumah bercat kuning itu, dan melihat celah kecil yang terhimpit dua rumah di sekitarnya.

Celah kecil itu bakal menjadi jalur alternatif jalan menuju rumah Eko, mengingat jalur yang ditempuh ke rumah Eko jika diambil dari bagian belakang rumah cukup pendek.

Dadang kemudian mengecek dari sisi lainnya, kali ini dari bangunan yang dibangun didepan rumah eko atau yang diketahui rumah Rahmat.

Rumah tingkat berwarna putih ini memang memiliki akses masuk menuju rumah Eko. Berdasarkan pantauan dlapangan terdapat tembok yang dibangun menutupi bagian depan rumah Eko dengan akses pintu ditengahnya.

Saat Kompas.com diperkenankan masuk melalui rumah tersebut, tampak rumah Eko yang sudah tidak berpenghuni, dan gelap tanpa listrik.

“Kita kan saat ini melihat dilapangan mengenai kemungkinan akses dari segi regulasi dan dari sisi sosial. Nah yang ada ini sebagaimana diketahui bersama akses ini kan masuk melalui kebaikannya akses pak Rahmat itu dari sisi sosialnya,” kata Plh Wali Kota Bandung Dadang Supriatna yang ditemui disela peninjauan rumah Eko di RT05 RW06 Kelurahan Pasir Jati, Kecamtan Ujung Berung, Selasa (18/9/2018).

Hasil peninjauan di lapangan ini nantinya akan menjadi rumusan pihak Pemerintah Kota Bandung, untuk kemudian dibahas bersama data-data di lapangan lainnya. 

“Nantinya akan segera kita rapatkan, kita pertimbangkan untuk pengambilan keputusan,” jelasnya.

Hasil temuan di lapangan, kata Dadang, pihaknya melihat bahwa akses jalan yang terarsir berdasarkan denah BPN kini sudah tertutup rumah bangunan.

“Berdasarkan data dari BPN akses masuk ternyata sudah tertutup rumah bangunan. kan kita melihatnya dari data yang ada di BPN, itu titik berangkat kita,” tuturnya.

Meski begitu, Dadang menilai ada beberapa alternatif jika melihat data sesuai regulasi dan sesuai data formal yang ada di BPN, atau pun berdasarkan dengan tetangga terdekatnya.

“Nah kebetulan tetangga terdekat ini kan kalau dilihat bisa ya, memungkinkan (akses) bisa dari depan atau bisa dari sini,” ujarnya.

Usai peninjauan pihak Pemerintah Kota Bandung akan membahas secara internal persoalan ini dengan harapan munculnya solusi dalam persoalan rumah Eko ini.

“Selanjutnya kita rapatkan internal terlebih dahulu berdasarkan data yang kita temukan di lapangan,” katanya.

Masalah komunikasi 

Sementara itu tetangga Eko yang bernama Rahmat mengatakan bahwa dia membuat sebuah pintu sebagai akses yang dibuatnya khusus untuk Eko pribadi bukan untuk komersil yakni dikontrakkan. 

“Ini akses jalan kalau Eko mau ke sini, untuk pribadi boleh tapi bukan untuk komersil, ini kan kontrakan," ujar Rahmat. "Ini jalan kemanusiaan untuk Eko, walaupun Eko tidak tinggal di sini,” katanya.

Rahmat juga mengaku belum pernah ditawari Eko Rp 10 juta untuk membeli akses jalan. Namun Rahmat sempat menawarkan Purwanto (ayah Eko) akses jalan sebelum dibangun rumah miliknya dengan lebar satu meter dengan panjang 20 meter, tapi Eko memilih jalan yang terdekat yang berada di belakang rumahnya.

"Tapi saat itu tidak ada nego harga, saya hanya menawarkan silahkan beli satu tumbak lebih buat jalan, tapi Eko itu ingin beli yang di belakangnya yang empat meteran," katanya.

Dikontrakkan

Ketua RT05 Ragil mengatakan bahwa secara sosial Eko bermasalah sebab cara berkomunikasinya di masyarakat dinilainya kurang.

Bahkan Rumah Eko yang terhimpit saat ini sebenarnya bukan rumah tinggal melainkan rumah kontrakan.

"Ini rumah dikontrakkan sama Eko, kalau Eko tinggalnya di rumah satu lagi di RT 01," katanya.

Menurutnya, rumah tersebut dikontrakkan sejak dibangun Purwanto. "Jadi ini hanya rumah singgahan saja, jadi kalau disebutkan sudah 8 tahun (Eko tinggal) itu salah paling hanya dua bulan saja," katanya.

Tetangga lainnya, Eem mengatakan bahwa rumah Eko saat ini memang dikontrakkan oleh orang tuanya Eko.

Pada saat rumah di depan rumah Eko ini akan dibangun, Eem sempat berkomunikasi dengan orang tua Eko agar patungan membeli akses jalan, karena Eem sendiri hendak membangun rumah lainnya yang berada dibelakang rumah Eko.

"Pas saya mau bangun katanya tidak jadi (beli jalan) silahkan saja," jelasnya.

Tawaran membeli jalan itu sudah ditawarkan Eem beberapa kali secara patungan, namun orangtua Eko tidak tertarik dengan tawaran tersebut.

Bahkan Eem mengaku bahwa rumah Rohanda awalnya adalah rumah miliknya. Eem menjual rumah tersebut kepada Rohanda baru lima tahun atau sekira tahun 2013 dalam bentuk bangunan dengan luas 50 m2.

"Tiga tumbak setengah, kan tanahnya segitiga," jelasnya.

Fasum BPN

Terkait denah BPN yang menunjukan bahwa rumah bangunan yang kini dimiliki Rohanda tersebut diperuntukan sebagai jalan gang untuk fasilitas umum, Eem mengaku bahwa denah tersebut tidak ada persetujuan dari masyarakat sekitar.

"Kan kalau sertifikat harus ada tanda tangan tetangga, tapi itu gak ada dan kepemilikannya beda, kalau yang punya saya yang disebut fasum itu dr pak Deni Rohde, kalau Eko dari bu Nonoh, kan kepemilikannya itu beda orang beda kohir kalau kepemilikan tanah," jelasnya.

Eem bahkan mempertanyakan bagaimana tanah miliknya itu bisa menjadi fasum oleh BPN. "Kenapa sekarang ada fasilitas umum? Padahal AJB saya punya," tanyanya.

https://regional.kompas.com/read/2018/09/19/20132031/plh-wali-kota-bandung-carikan-solusi-akses-jalan-menuju-rumah-eko

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke