Salin Artikel

Pasca-KLB Gizi Buruk, Pemkab Asmat Gandeng UGM Tingkatkan Mutu SDM

Bentuk kerja sama yaitu dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta bidang lainnya.

Kerja sama ini tertuang dalam nota kesepahaman bersama Nomor: 074/4·C/PKS/BUP/ASMAT/VII/2018 dan Nomor: 617/UN1.P/DIT-KAUIDN/2018. 

Nota kesepahaman ditandatangani Bupati Asmat Elisa Kambu dan Rektor UGM Prof Ir Panut Mulyono, yang diwakili Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni Dr Paripurna, di ruang Rektorat UGM.

Dalam surat tersebut juga tertuang kedua lembaga ini akan saling mendukung dalam pelaksanaan pembangunan Bangsa dan Negara Republik Indonesia selama 5 tahun.

Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan, pihaknya dan masyarakat menyambut baik kerja sama ini. Sebab, dia melihat kepedulian UGM terhadap pembangunan nasional khususnya di Asmat sangat tinggi.

Hal ini terbukti, saat Asmat dilanda Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak, UGM hadir bersama pihak lain membantu pemerintah dan masyarakat hingga Asmat benar- benar steril dari kasus yang menyerang anak-anak tersebut.

"UGM akan lebih besar lagi dan lebih bahagia lagi jika karya-karyanya dinikmati masyarakat Asmat," kata dia.

Elisa mengakui, saat ini di Asmat belum ada mobil, yang ada hanya motor listrik. Namun kedepannya ia optimistis Asmat akan lebih maju, meski usia kabupaten ini baru 15 tahun.

Secara topografi, Asmat juga berada di daerah pedalaman Papua, karena itu belum banyak yang tersentuh. Masyarakat juga secara perkembangannya masih dalam tahap penyesuaian dengan dunia luar.

Untuk itu, kehadiran UGM melalui kerja sama yang dibangun bersama Pemkab Asmat bisa membawa perubahan.

Di mana, UGM bisa mengirimkan masiswanya untuk pengabdian ke msyarakat melalui kuliah kerja nyata. Selain itu, diharapkan bisa mendampingi pemerintah setempat dalam proses perencanaan pembangunan.

"Kami berharap kerja sama yang dibangun terus berlanjut hingga lima tahun berikutnya," ujar dia.

Elisa menambahkan, Asmat secara nama saat ini memang sudah sangat dikenal di Indonesia bahkan di beberapa belahan dunia karena ukirannya. Asmat juga dikenal sebagai daerah yang unik.

Karena sudah dikenal, maka kata dia, pihaknya tengah berupaya menuntaskan pembangunan Bandara Ewer di Asmat agar semakin banyak orang bekunjung ke kota yang dikenal dengan julukan seribu papan tersebut.

"Minimal pesawat jenis ATR sudah bisa masuk, kami sangat bersyukur," pungkas dia.

KKN mahasiswa

Sementara Wakil Rektor UGM Bidang Kerjasama dan Alumni Dr Paripurna, menyambut baik kerja sama yang dilakukan bersama Pemkab Asmat.

Kata dia, Asmat memang masih termasuk daerah yang sulit dijangkau. Namun UGM tidak melihat kesulitan, karena UGM akan selalu hadir menolong masyarakat.

UGM, menurut dia sudah membentuk Gugus Papua. Mengirim mahasiswa KKN ke Papua juga sudah dilakukan, termasuk fakultas kedokteran melakukan penelitian kesehatan di Papua khususnya di Asmat.

"Terima kasih atas kehadiran bupati dan tim yang telah membangun kerja sama dengan kami di UGM," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2018/09/04/08000041/pasca-klb-gizi-buruk-pemkab-asmat-gandeng-ugm-tingkatkan-mutu-sdm-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke