Salin Artikel

5 Fakta Terbaru Gempa Lombok, 32.129 Rumah Rusak hingga Ratusan Gempa Susulan

KOMPAS.com - Pada hari Kamis (30/8/2018), pukul 7.10 Wita, telah terjadi gempa susulan berkekuatan 4,6 Skala Richter (SR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Gempa tidak berpotensi tsunami, namun belum diketahui apakah terjadi kerusakan akibat gempa itu.

Ratusan insinyur muda dikerahkan untuk membantu pembangunan Risha (rumah instan sederhana sehat) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Berikut adalah fakta-fakta terbaru terkait bencana gempa bumi di Lombok.

Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pusat gempa pada Kamis pagi (30/8/2018), berada di koordinat 8.30 LS dan 116,08 BT.

"Tepatnya d laut pada jarak 23 kilometer arah barat laut kabupaten LombokUtara, pada kedalaman 11 k," kata Agus Riyanto, Kepala Stasiun Geofisika Mataram.

Berdasar lokasi titik pusat gempa dan kedalamannya, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar naik busur belakang flores, kata Agus.

Guncangan gempa terasa wilayah Lombok Utara, Lombok Barat dan Kota Mataram II SIG (III MMI). Selain itu di Kabupaten Lombok Tengah I SIG (II MMI). Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa tersebut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mencatat, total keseluruhan gempa bumi yang mengguncang Lombok selama satu bulan terakhir berjumlah 1.973 gempa bumi.

"Total keseluruhan dari tanggal 29 Juli 2018 berjumlah 1.973 gempabumi," terang Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Agus Riyanto, Kamis (30/8/2018).

Sampai tanggal 30 Agustus pukul 07:00 WIB, BMKG mencatat ada 595 Foreshock. Gempa susulan tanggal 5 Agustus sebanyak 914 gempa dan gempa susulan tanggal 19 Agustus berjumlah 462 gempa.

Hingga saat ini gempa susulan masih terjadi. Gempa bumi susulan magnitudo 4,6 kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat ( NTB), Kamis (30/8/2018) pukul 07.10 WITA.

Presiden Joko Widodo menginstruksikan pengiriman 400 insinyur muda CPNS Tahun 2017 ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Para insinyur muda tersebut diminta untuk mendampingi masyarakat setempat untuk membangun rumah tahan gempa.

"Mereka akan bersama-sama ribuan fasilitator dan masyarakat untuk pembangunan dan perbaikan sekitar 74.000 rumah yang rusak," kata Presiden Jokowi melalui akun resmi Facebook, Rabu (29/8/2018).

"Setelah gempa bumi yang datang berkali- kali dan meninggalkan kerusakan berarti, kini saatnya membangkitkan Nusa Tenggara Barat kembali," lanjut dia.
Perbaikan rumah-rumah dan fasilitas umum yang rusak pun akan dimulai pada tanggal 1 September 2018.

Data sementara BNPB terkait kerusakan rumah di Lombok, NTB, adalah sebanyak 83.392 unit dan 32.129 rumah rusak sudah terverifikasi.

Dari yang telah terverifikasi, 16.231 rumah mengalami rusak berat dan sisanya rusak sedang dan ringan.

"Pendataan dan verifikasi rumah akibat gempa terus dilakukan di tujuh kabupaten/koya di Pulau Lombok dan Sumbawa," kata Kepala Pysat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (29/8/2018).

Menurut Sutopo, angka tersebut masih mungkin bertambah karena proses verifikasi terus dilakukan.

"Petugas dari dinas pekerjaan umum, badan penanggulangan bencana daerah dan relawan masih melakukan pendataan. DI beberapa daerah juga dicantumkan foto rumahnya," kata Sutopo.

Upaya pemerintah untuk segera memperbaiki rumah korban gempa di Lombok terus dilakukan. Dana 250 miliar pun telah digelontorkan untuk mempercepat proses pembangunan rumah milik korban gempa.

"Upaya mempercepat perbaikan rumah terus dilakukan BNPB sudah mengajukan tambahan anggaran ke Kementerian Keuangan untuk perbaikan rumah, " kata Sutopo, Rabu (29/8/2018).

RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) telah dibangun sebanyak 20 unit di beberapa lokasi gempa. RISHA merupakan rumah contoh dengan teknologi tahan gempa.

Sumber (KOMPAS.com: Fabian Januarius Kuwado, Karnia Septia/ Antara)

https://regional.kompas.com/read/2018/08/31/06414671/5-fakta-terbaru-gempa-lombok-32129-rumah-rusak-hingga-ratusan-gempa-susulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke