Salin Artikel

4 Momen Bersejarah Asian Games 2018, Jokowi-Prabowo Berpelukan hingga Kutukan Perunggu Tim Sepak Takraw

KOMPAS.com - Asian Games 2018 mempersatukan anak bangsa. Dukungan selalu menggelora di setiap pertandingan, dan momen mengharukan pun hadir. Salah satunya saat Jokowi dan Prabowo berpelukan bersama pesilat Hanifan. 

Selain itu, sejumlah momen bersejarah juga tercipta dalam ajang bergengsi Asian Games 2018 yang digelar di Kota Jakarta dan Palembang. 

Berikut sejumlah momen bersejarah baru yang dicetak oleh atlet Indonesia di Asian Games 2018.

1. Pesilat Hanifan "satukan" Jokowi dan Prabowo

Momen bersejarah tercipta saat laga final pencak silat Asian Games 2018 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Dua calon presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo, berpelukan bersama pesilat Hanifan Yudani Kusuma.

Usai mengalahkan Thai Linh Nguyen, pesilat dari Vietnam, di kelas 55-60 kilogram, Hanifan melakukan selebrasi.

Tanpa diduga, Hanifan mendatangi tribun kehormatan tempat Jokowi dan Prabowo duduk berdampingan.

Setelah menyalami kedua capres itu, Hanifan mengajak kedua tokoh tersebut berpelukan bersama. Penonton yang hadir segera bersorak sorai bergembira.

2. Perak pertama tim sepak takraw cetak sejarah baru

Tim putra sepak takraw putra pada Asian Games 2018, pada hari Selasa (28/8/2018), mengakhiri kutukan medali perunggu. Sejak 1990, tim putra Indonesia belum pernah sama sekali meraih medali perak atau emas.

Meskipun kalah dari tim Malaysia, tim putra sepak takraw Indonesia patut berbangga atas prestasi mereka.

"Kalau sama Malaysia dalam hati sih tidak ikhlas kalau kalah. Karena pada pertandingan yang lalu kami menang atas Malaysia. Nah, malah pas tuan rumah kami malah dibalas," kata Prasetya dikutip dari BolaSport.com.

Sebelum 2018, tim putra sepak takraw Indonesia sudah meraih delapan medali yang semuanya adalah perunggu.

3. Sejarah baru Diananda Choiruinisa, pemanah pertama di nomor perorangan

Lapangan Panahan Gelora Bung Karno (GBK) menjadi saksi bisu sejarah baru bagi tim Indonesia.

Meskipun kalah dari Xinyan Zhang, atlet China, Diananda menjadi pemanah Indonesia pertama yang menjadi finalis untuk nomor perorangan di ajang Asian Games.

Dilansir dari Antara, selama Indonesia mengikuti Asian Games, prestasi terbaik tercetak pada tahun 1994 di Hiroshima.

Saat itu tiga srikandi Indonesia, Dahliana, Rusena Gelanteh dan Purnama Pandiangan mendapat medali perak di partai final usai menghadapi China.

Asian Games 1982 di New Delhi, medali perak di nomor recurve putra juga berhasil didapat Indonesia, melalui Tatang Ferry Budiman, Suradi Rukimin, dan Donald Pandiangan.

Medali pertama untuk tim panahan Indonesia diperoleh saat Asian Games 1978 di Bangkok.

"Alhamdulillah, mudah-mudahan empat tahun ke depan bisa kembali ke final dan mempersembahkan medali emas bagi Indonesia," kata Diananda, dilansir dari Antara.

4. Cabang olah raga panjat tebing pertama kali digelar di Asian Games

Cabang olahraga panjat tebing untuk pertama kalinya dipertandingkan di Asian Games pada Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang.

Tim Indonesia berhasil meraih 6 medali, 3 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Pertandingan digelar di Jakabaring Sport City, Palembang.

Medali emas dipersembahkan oleh Aries Susanti untuk kategori speed woman dan beregu putri untuk nomor speed relay. Sementara, untuk medali perak diraih oleh Puji Lestari untuk nomor speed woman.

Tim putri panjat tebing Indonesia adalah Aries Susanti, Puji Lestari, Rajiah Salsabilla, dan Fitriani. Mereka mengalahkan tim panjat tebing China 2 dengan catatan waktu 25,45 detik.

Medali emas yang diraih tim panjat tebing beregu putri ini merupakan emas ke-21 bagi Indonesia.

Sumber (KOMPAS.com: Eris Eka Jaya, Fabian Januarius Kuwado, Ingried Dwi Wedhaswary/ Antara: Susilawati, Abdul Kadir)

 

https://regional.kompas.com/read/2018/08/29/19040171/4-momen-bersejarah-asian-games-2018-jokowi-prabowo-berpelukan-hingga-kutukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke