Salin Artikel

Cerita Anak-anak SD yang Bertahun-tahun Belajar di Tengah Banjir Rob di Semarang...

Ya, ada 127 anak di kampung tersebut belajar di tengah kondisi bahwa tempat mereka mengenyam pendidikan dasar saban hari terpapar air rob.

Meski dikelilingi air rob, kondisi sekolah dua lantai yang dekat laut Jawa itu masih aktif digunakan sebagai sarana belajar mengajar. Di lantai 1, dari empat ruangan, dua di antaranya masih dipakai.

Namun, untuk dapat memasuki dua ruang sekolah itu, anak-anak beserta guru harus melewati jembatan mini terlebih dulu. Jembatan berada tepat di depan pintu. Ruang belajar itu tak punya teras karena di bawah jembatan mini sudah tergenang air.

Kendati demikian, anak-anak tetap terlihat bersemangat, bermain dan belajar di tengah kondisi itu.

Kepala SDN Tambakrejo 03 Maria Magdalena Sri Wilujeng mengatakan, kondisi sekolah yang terpapar air rob sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Pihaknya tetap berusaha menunaikan kewajiban melakukan pendidikan kepada anak.

Ruang sekolah pun dibagi dari kelas 1 sampai 6. Satu ruangan lain dipakai untuk taman kanak-kanak.

"Saya masuk tahun 2016 kondisi sudah seperti ini. Saya kira ini sudah sejak 2005/2006. Tapi tahun 2019, katanya sudah mulai diperbaiki," ujar Wilujeng saat ditemui, Senin (27/8/2018).

Wilujeng mengatakan, ada 127 siswa yang didik di sekolah itu mulai kelas 1-6. Rata-rata tiap kelas diisi oleh 28 siswa.

Wilujeng mengatakan, meski kondisi terbatas, namun prestasi sekolah cukup mentereng. Siswa di sekolah itu kerap berprestasi di tingkat Kecamatan Gayamsari.

"Kalau prestasi sih lumayan ya. Tingkat kota memang belum bisa meraih. Tapi di kecamatan, sudah banyak mendapat prestasi mulai dari Pramuka, hingga menggambar," tambahnya.

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu yang meninjau sekolah itu memastikan, sekolah akan dibongkar pada 2019 mendatang. Pemerintah mengagendakan angggaran Rp 1,5 miliar.

"Tahun 2019 akan dibongkar total. Kami minta kepala Disdik agar segera diproses di akhir tahun agar tahun depan segera jalan," ujar Ita didampingi Kadisdik Kota Semarang Gunawan Wibisono.

Selain itu, dia juga minta agar perencanaan gedung dipersiapkan agar nantinya ketika proses lelang bisa cepat selesai.

"Ketika 2019 dibangun selesai, normalisasi sungai BKT selesai, jadi anak tidak kesusahan seperti ini," tambahnya.

Dibantu relawan

Meksi belajar di tengah kondisi terbatas, anak-anak di SDN Tambakrejo 03 cukup terhibur dengan kedatangan para pendidik muda dari Pertamina.

Para pekerja muda yang tergabung dalam Culture Change Agent itu menghibur anak-anak selama satu hari penuh. Mereka juga mengajar pendidikan karakter kepada anak-anak itu.

General Manager PT Pertamina MOR IV Yanuar Budi Hartanto menjelaskan, ada ribuan relawan pekerja muda yang mengajar di sekolah di seluruh Indonesia. Di Kota Semarang, ada 7 sekolah yang dipilih, salah satunya di SDN Tambakrejo 03 yang tiap hari terpapar air rob.

"Kami turut ajari mereka pendidikan karakter. Pertamina support di pendidikan karena indeks pembangunan manusia (IPM) ini perlu ditingkatkan dan sarana dan prasarana pendidikan," ucapnya.

Perusahaan melalui Program Bina Lingkungan juga turut memberikan bantuan renovasi dan beberapa sarana belajar di sekolah. Total bantuan kepada 7 sekolah sebesar Rp 187 juta.

"Melihat semangat belajar para murid di sini, meski dengan keterbatasan fasilitas, membuat kami tergerak untuk ikut mendukung semangat mengejar cita-cita dengan memberikan bantuan penunjang belajar mereka," tambahnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/27/13273931/cerita-anak-anak-sd-yang-bertahun-tahun-belajar-di-tengah-banjir-rob-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke