Salin Artikel

Siswa SLTA di Bengkulu Ciptakan Es Krim Anti-HIV

Temuan ini mengantarkan Aksal berkompetisi pada Astra Honda Motor Best Student di Jakarta 2018.

"Es krimnya memang tidak juara I karena kalah di penilaian medsos, kurang like. Namun mendapat pujian dari para juri," kata guru pendamping Aksal, Gusniarti, Kamis (9/8/2018).

Askal meraih runner up I dalam event tersebut. Untuk tingkat provinsi, Askal meraih juara pertama.

Hasil karya Aksal juga, menurut Gusniarti, terinspirasi Prof Lee Huang dari dari New York University yang menemukan buah pare yang pahit dan mampu menekan penyebaran virus HIV/AIDS.

Zat terkandung dalam biji pare mengandung alpa momorchorin, beta momorchorin, dan momordica antiviral protein 30.

"Askal lalu memodifikasinya dengan es krim," tambah Gusniarti.

Temuan itu berawal dari hasil penelitian karya ilmiah remaja (KIR) syarat wajib naik kelas di sekolah. Askal melakukan penelitian dan berhasil.

Bahan baku terbuat dari biji pare, dicampur susu, tepung meizena campuran pembuat es krim.

Lalu hasil kerja Askal dipantau oleh tim gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Es krim itu tidak terasa pahit. Namun bila lebih dari dua minggu, barulah es krim mulai terasa pahit tapi tetap bisa dikonsumsi.

Kepala SMAN 2, Tarman Hayadi, menjelaskan, banyak hasil temuan siswanya menyabet prestasi internasional di Seoul, Malaysia dan Hongkong.

Temuan itu berupa es krim anti-HIV, biskuit pencegah osteoporosis, dan semprotan ramah lingkungan anti nyamuk demam berdarah.

"Kami berharap pemerintah dapat support penelitian para siswa dan ikut mematenkan serta menjadikan temuan siswa menjadi industri massal yang dapat meningkatkan perekonomian daerah," ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/08/14/11223811/siswa-slta-di-bengkulu-ciptakan-es-krim-anti-hiv

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke