Imunisasi dinilai sebagai sarana pencegahan terbaik agar anak-anak terhindar dari penyakit tersebut.
Sejauh ini ada 2 anak di Kota Semarang yang meninggal dunia karena positif terserang difteri dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
Selain itu, ada 5 warga lainnya yang ternyata sedang dirawat atas serangan penyakit tersebut.
"Pencegahan difteri yang utama itu imunisasi. Persediaan untuk vaksin difteri di Kota Semarang sangat cukup," ujar Hendrar, Jumat, (20/7/2018).
Hendrar menegaskan, 7 anak yang terserang difteri ini sejak lahir tidak melakukan imunisasi. Karena itu, ia meminta orangtua tidak menolak ketika anak akan diimunisasi.
"Jadi, 7 anak tersebut saat bayi dulu tidak diimunisasi, itu karena orangtuanya menolak," tambahnya.
Imunisasi Difteri
Untuk mencegah merebaknya wabah difteri, sejumlah anak di Kelurahan Genukaari, Kecamatan Genuk, secara serentak melakukan imunisasi di balai RW setempat.
Salah satunya, di RW 03 Kampung Dong Biru, Kelurahan Genuksari. Di wilayah itu, anak-anak berusia 1-12 tahun diimunisasi di balai pertemuan setempat.
Di RW 03, setidaknya ada 426 anak yang ikut vaksinasi difteri.
Lurah Genuksari, Sutrisno mengatakan, imunisasi serentak dilakukan di hampir seluruh wilayahnya yang terdiri 78 RT serta 11 RW. Vaksinasi dilakukan agar wabah difteri tidak menjangkiti anak lainnya.
"Semalam kemarin sudah mengumpulan pengurus Posyandu dan RT-RT untuk memutus rantai virus difteri. Itu dilakukan karena di sini ditemukan lima anak yang terjangkit difteri," pungkasnya.
https://regional.kompas.com/read/2018/07/20/21232751/2-anak-meninggal-karena-difteri-orangtua-diminta-tak-tolak-imunisasi