Salin Artikel

Medan Dilanda Cuaca Ekstrim, Warga Diimbau Tak Keluar Rumah

Atap rumah beterbangan, bangunan roboh, ranting dan dahan pohon berjatuhan menimpa semua yang ada di bawahnya. Sedikitnya, 133 kepala keluarga (KK) menjadi korban.

Wali Kota Medan Dzulmi Eldin bersama Yayasan Surya Kebenaran International (YSKI) datang menjenguk para korban pada Rabu (18/7/2018). 

Mereka membawa buah tangan bantuan bahan bangunan, peralatan dapur, mandi, tidur, serta bahan makanan. Eldin berharap bantuan tersebut bisa sedikit meringankan beban para korban musibah.

"Atas nama pribadi dan seluruh jajaran Pemerintah Kota Medan, saya sangat prihatin atas musibah ini. Saya berharap seluruh keluarga diberi kekuatan dan kesabaran menghadapinya. Saya berdoa semoga kejadian ini tidak terulang lagi," ucap Eldin, Rabu.

Setelah itu, dia berpesan kepada jajaran kepala lingkungan dan kelurahan yang wilayahnya terkena angin puting beliung agar menggalang kerja sama membantu memperbaiki rumah warga yang rusak.

“Prioritaskan perbaikan atap rumah sehingga bisa ditempati kembali,” kata Eldin.

Hujan deras dan angin kencang

Di tempat berbeda, hujan deras dan angin kencang membuat satu unit bangunan di Jalan Sei Batanghari, Kecamatan Medan Sunggal, roboh pada Selasa (17/7/2018) malam.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan menyebutkan, bangunan yang roboh merupakan tempat usaha jualan mi Aceh milik Suhemi Putra (30) yang letaknya tepat di persimpangan Jalan Darussalam dan Jalan Sei Batanghari.

"Angin kencang menerpa atap bangunan, akibatnya dinding roboh. Tidak ada menimpa orang, hanya bagian belakang mobil Sigra BK 1740 GL," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Pusdalops BPBD Medan M Yunus, Rabu. 

Sampai Selasa pukul 22.00 WIB, hujan badai disertai pemadaman listrik terjadi hampir di seluruh Kota Medan. Mulai kawasan Helvetia, Mencirim, Medan Labuhan, Medan Timur, Jalan Polonia Gang Puskesmas, Bandar Selamat, Medan Petisah, hingga Tembung.

Badai kemudian meluas ke luar Kota Medan mulai Kota Binjai dan Perbaungan. Juga seputaran Lau Dendang, Halat, Jalan Perjuangan, Jalan Denai, Medan Timur, kawasan Djamin Ginting Simpang Simalingkar, Padangbulan, Johor dan Selayang.

Setelah puting beliung dan hujan badai, banjir pun melanda. Ruas-ruas jalan terjadi kemacetan, seperti kawasan Jalan Ngumban Surbakti arah Jalan Setia Budi.

Banyak sepeda motor mogok karena air yang menggenangi jalanan terlalu tinggi. 

Akibat cuaca buruk tersebut sejumlah pohon tumbang di sembilan titik di Kota Medan, berdasarkan pantauan BPBD Kota Medan.

Yakni di jalan Sei Sibundong, Kelurahan Sei Sikambing, Kecamatan Medan Petisah, Jalan Bunga Kenanga di depan futsal Pasar IV, Jalan Bunga Cempaka, Jalan T Amir Hamzah.

Depan Griya Pane, Jalan STM Ujung, Jalan Alfalah, Kelurahan Titi Kuning, Kecamatan Medan Johor, Jalan Karya Jaya Gang Karya Selamat, Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor, Jalan Soedarso dan Jalan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli.

"Pohon tumbang ini menimpa tiga unit mobil. Kita langsung berkoordinasi dinas pertamanan untuk melakukan pemotongan dahan dan pohon yang tumbang," kata Yunus.

Peringatan dini

BMKG Wilayah 1 Medan mengeluarkan peringatan dini cuaca di Sumut. Disebutkan, berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat, petir dan angin kencang di wilayah Labuhanbatu, Asahan, Tanjungbalai.

Meluas ke wilayah Batubara, Serdangbedagai, Tebingtinggi, Karo, Dairi, Pakpak Barat, Humbahas, Simalungun, Siantar, Samosir,Tobasa, Labura, Labusel, Langkat, Binjai, Medan, Deliserdang dan sekitarnya.

Menurut BMKG, banjir dan angin kencang yang terjadi dikarena pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumatera Utara.

Suhu muka laut di perairan Samudera Hindia dan Selat Malaka yang hangat dan anomali SST di Pantai Barat lebih hangat dari normalnya.

"Mengindikasikan adanya penambahan uap air yang cukup tinggi di wilayah tersebut yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah l Medan Syahnan, Rabu.  

Dia menjelaskan, selain pertumbuhan awan hujan juga terjadi gangguan belokan angin dan konvergensi di Pantai Timur yang disebabkan adanya pusat tekanan rendah di Laut China Selatan.

Kecepatan angin di lapisan 850 mb adalah 05 knot di lapisan 700 mb mencapai 10 knot dan di lapisan 500 mb mencapai 13 knot.

"Sementara kelembaban udara di lapisan 850-500 mb cukup basah. BMKG memprediksi cuaca ekstrim akan sampai tiga hari kedepan. Masyarakat diimbau waspada cuaca ekstrim terutama yang tinggal di daerah pegunungan, perkotaan, daerah aliran sungai," pungkas Syahnan.

Tak ada ganti rugi

Dampak cuaca ekstrim yang melanda Kota Medan adalah kerugian materi yang dialami warga. Selain rumah tergenang air atau roboh, tercatat 16 unit mobil rusak akibat tertimpa pohon.

Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan HM Husni hanya bisa menyatakan rasa prihatin. Namun dia bilang, intansinya tidak dapat memberikan bantuan bagi warga pemilik mobil.

“Kita tak dapat memberikan bantuan, tidak ada anggaran yang tersedia untuk mengganti kerusakan yang disebabkan peristiwa force majeure. Kita harapkan warga mengerti,” kata Husni.

Setiap anggaran yang dikeluarkan, lanjutnya, harus tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

Dalam DPA Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan tidak tercantum anggaran untuk mengganti kerugian yang diakibatkan pohon tumbang karena peristiwa alam.

Dia mencontohkan kasus pohon tumbang yang menimpa beberapa mobil di seputaran Merdeka Walk tahun lalu.

"Kita tidak ada memberikan ganti rugi, yang mengganti rugi pihak Merdeka Walk sebab pemilik mobil sudah membayar parkir dan tengah menikmati kuliner di sana,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi pohon tumbang, pihaknya melakukan perawatan dan pemangkasan pohon-pohon penghijauan di pinggir jalan.

Di musim cuaca ekstrim ini, Husni mengaku tetap bekerja siang dan malam memangkas pohon. Dia meminta masyarakat melaporkan jika melihat terjadi pohon tumbang.

"Kita buka posko 24 jam untuk menerima pengaduan warga. Begitu mendapat laporan, petugas langsung turun untuk mengevakuasi sekaligus membersihkan pohon tumbang yang melintang di jalan guna mencegah terganggunya kelancaran arus lalu lintas," katanya lagi.

Husni menghimbau warga agar tidak melakukan aktivitas di luar rumah apabila tidak penting saat hujan turun.

Sebab hujan yang terjadi selalu disertai dengan angin kencang. Dikhawatirkan pohon penghijauan patah dan menimpa warga yang tengah berjalan kaki atau berkenderaan.

"Tak usah keluar rumahlah jika tak penting," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/19/06261771/medan-dilanda-cuaca-ekstrim-warga-diimbau-tak-keluar-rumah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke