Salin Artikel

Aneka Cara Cegah SKTM Palsu, Dari Bentuk Tim Verifikasi Sampai Pasang Poster..

Di SMA Negeri 2 Kota Magelang misalnya, sekolah membentuk tim verifikasi yang bertugas mengecek data SKTM yang dilampirkan calon siswa dengan kondisi riil di tempat tinggal masing-masing. Verifikasi faktual ini juga diinstruksikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"PPDB tahun ini memang butuh kecermatan, terutama soal SKTM. Kami bentuk 5 tim verifikasi, masing-masing beranggotakan 2 orang guru. Tugas mereka mengecek keakuratan data SKTM yang dilampirkan calon siswa baru," jelas Kepala SMA Negeri 2 Agung Mahmudi Ariyanto, ditemui dikantornya, Kamis (12/11/2018).

Selain itu, calon siswa baru pengguna SKTM juga wajib membuat surat bermaterai berisi pernyataan bahwa dirinya memberikan data yang sebenarnya. Apabila data yang diberikan tidak sesuai kenyataan maka SKTM akan dicoret dan tidak berlaku untuk pendaftaran PPDB di SMA Negeri 2 Kota Magelang.

Poster Imbauan

Upaya lain untuk menekan penyalahgunaan SKTM, lanjut Agung, adalah dengan memasang banner/poster di komplek sekolah berisi imbauan supaya orangtua calon siswa baru tidak mudah melampirkan SKTM yang tidak sesuai kenyataan.

"Ya, kami juga pasang banner/poster, isinya kurang lebih imbauan agar orangtua calon siswa baru itu tidak pakai SKTM kalau memang berasal dari keluarga mampu," ungkapnya.

Agung menyebutkan, hasil seleksi PPDB yang diumumkan Kamis (12/7/2017), ada 288 calon siswa yang diterima di SMAN 2 Kota Magelang. Dari jumlah tersebut 86 orang diantaranya merupakan pengguna SKTM yang lolos verifikasi faktual.

"Semula ada 90 pengguna SKTM, namun ada 4 orang yang dicoret karena tidak sesuai kenyataan. Namun ada juga yang menggundurkan diri alias tidak jadi melampirkan SKTM," ungkapnya.

Dari jumlah tersebut, kata Agung, sekolahnya termasuk sekolah yang menerima calon siswa baru pengguna SKTM terbanyak. Bahkan, melebihi batas minimal 20 persen kuota calon siswa miskin sebagaimana ditentukan pemerintah.

"Setiap sekolah ditentukan harus menerima minimal 20 persen calon siswa kurang mampu, tahun ini kami mencapai 30 persen," sebutnya.

Menurutnya, sekitar 80 persen calon siswa baru pengguna SKTM yang diterima berasal dari luar Kota Magelang namun masih berada di zona I (Kecamatan Secang, Candimulyo, Tegalrejo Kabupaten Magelang).

Nilai Rendah

Agung tidak memungkiri mayoritas calon siswa baru pengguna SKTM masih memiliki nilai dibawah rat-rata. Namun demikian, pihak sekolah memastikan tidak akan ada diskriminasi ketika mereka mulai mengikuti kegiatan belajar.

"Nilainya memang agak rendah, dibanding calon siswa baru tanpa SKTM. Tapi mudah-mudahan tidak masalah, kami tetap siap melaksanakan tugas dan aturan yang ditetapakan pemerintah," tegas Agung.

Terpisah, Kepala SMA Negeri 3 Kota Magelang, Joko Tri Haryanto mengungkapkan sejak awal telah melakukan antisipasi penyalahgunaan SKTM calon siswa baru, antara lain dengan memasang poster di area sekolah, bahkan menghadirkan aparat kepolisian.

"Akhirnya ada calon siswa dan orangtuanya yang kemudian mengurungkan niat untuk mendaftar menggunakan SKTM palsu itu,” ujar Joko.

Selama PPDB, Joko menyebut ada calon siswa baru di sekolahnya yang mendaftar dengan melampirkan menggunakan SKTM. Beberapa di antaranya mengakui bahwa SKTM yang dilampirkan tersebut palsu atau tidak sesuai kenyataan.

"Ada 2 sampai 3 calon siswa yang diduga melampirkan SKTM palsu, namun setelah kami wawancara mendalam, mereka langsung mencabut lampiran SKTM-nya dan mendaftar tanpa SKTM," ungkap Joko.

https://regional.kompas.com/read/2018/07/12/22335421/aneka-cara-cegah-sktm-palsu-dari-bentuk-tim-verifikasi-sampai-pasang-poster

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke