Salin Artikel

Rektor Universitas Riau: Kami Akui Kecolongan...

Apalagi, ketiganya adalah alumni kampus yang disebut sudah sebulan berada di area kampus, tepatnya di homestay di kawasan gelanggang mahasiswa FISIP Universitas Riau. Dia pun mengaku kecolongan dengan keberadaan jaringan terduga teroris di lingkungan kampus.

"Kami akui kecolongan karena tidak ada apa-apa sebelumnya," tutur Aras, Senin (4/6/2018).

Aras mengaku, dia baru mengetahuinya setelah Densus 88 Mabes Polri dan Polda Riau menangkap tiga terduga teroris yang masing-masing berinisial ZM alias Jack, RB dan OS tersebut.

"Kami terkejut dengan kejadian (penangkapan) itu. Selama ini tidak ada yang mencurigakan dari gelanggang mahasiswa FISIP," katanya.

Kendati demikian, dia berharap tidak ada mahasiswa aktif yang terlibat jaringan teroris tersebut.

Belajar seperti biasa

Aras lalu mengatakan, penangkapan terduga teroris pada hari Sabtu itu sempat menghebohkan warga kampus. Namun, setelahnya, aktivitas belajar-mengajar di kawasan kampus berlangsung seperti biasa.

"Situasi kampus biasa-biasa saja. Mahasiswa tidak ada takut. Mereka tetap ada belajar di bawah pohon maupun di taman," ungkap Aras.

Dia mengatakan, para mahasiswa sendiri juga mengaku tidak mengetahui adanya aktivitas para terduga teroris.

"Selama ini aman-aman saja. Tidak ada kejadian teror. Jadi mahasiswa biasa saja, tetap belajar. Apalagi sekarang sedang ujian akhir semester," ucapnya.

Meskipun demikian, lanjut dia, pihaknya telah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi tumbuhnya bibit-bibit radikalisme di lingkungan kampus.

"Kami sudah siapkan langkah-langkah antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan," ungkap Aras.

Rektor juga mengatakan, pihak universitas akan berkoordinasi dengan seluruh fakultas untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan mahasiswa maupun civitas akademika.

"Untuk kegiatan di homestay, ke depannya akan kami evaluasi. Kalau ada kegiatan, baik mahasiswa mampu civitas akademika, kami akan terus pantau. Kalau perlu rehabilitasi kode etik yang ada," ucapnya setelah deklarasi antiterorisme di halaman gedung rektorat Universitas Riau, Senin.

Menurut dia, gelanggang mahasiswa yang menjadi tempat perakitan bom terduga teroris merupakan milik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip. Selama ini, gelanggang mahasiswa cukup ramai digunakan untuk berbagai kegiatan.

"Selama ini memang kami akui, ada orang keluar masuk tidak terdata. Di situ juga ada homestay Mapala digunakan untuk nginap. Dan kenapa mereka masuk ke kampus, mungkin ada hubungan senior dan junior yang masih berlangsung," tutur Aras.

Oleh sebab itu, pihak universitas akan mengkaji lebih dalam kejadian ini supaya tidak tumbuh bibit terorisme di lingkungan kampus.

"Kami akan pelajari sampai ke akar-akarnya. Semoga ini tidak terulang lagi. dan kami harap enggak ada mahasiswa aktif di dalam (jaringan teroris) ini," tutur Aras.

Sebelumnya, Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri dan Polda Riau menangkap tiga terduga teroris di salah satu homestay di kawasan Universitas Riau, Sabtu (2/6/2018).

Dari penangkapan tersebut, petugas juga menyita bom rakitan siap ledak. Rencananya, bom akan diledakkan di kantor DPRD Riau dan DPR RI.

Ketiga terduga teroris adalah alumni dari kampus tersebut. Mereka merakit bom lebih kurang selama satu bulan di gelanggang mahasiswa di kawasan FISIP Universitas Riau.

Tak hanya itu, berdasarkan hasil pengembangan, polisi juga menyita buku paramiliter dan video dari ISIS milik tersangka Jack.

Dari hasil penyidikan, Jack diketahui terlibat dengan jaringan terduga teroris yang melakukan penyerangan di Polda Riau. Jack diduga termasuk dalam sel Jemaah Ansharut Daulah (JAD).

https://regional.kompas.com/read/2018/06/05/08000071/rektor-universitas-riau--kami-akui-kecolongan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke