Salin Artikel

Pencurian 12 Ton Kabel Bawah Laut di Bintan Rugikan Ratusan Milliar Rupiah

Hal ini diungkapkan kepala Bakamla RI, Laksamana Madya Arie Soedewo saat melihat langsung barang bukti berupa kabel dan kapal, serta delapan tersangka yang diamankan di dermaga Bakamla Zona Maritime Barat di Barelang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (28/5/2018).

Arie mengatakan selain kerugian finansial, kerugian lain juga berdampak dari jaringan internet yang dipergunakan di Indonesia.

"Hanya saja saat ini belum terasa karena pihak kemenkominfo memiliki jalur kabel optik cadangan. Namun cepat atau lambat hal ini pasti akan dikeluhkan," kata Arie.

Kabel-kabel yang dicuri ini nantinya akan dijual ke Bangka Belitung, namun untuk nilai harganya belum diketahui.

"Yang jelas pelaku mendapatkan upah senilai Rp 2.500 per kilo," ungkap Arie.

Untuk panjang kabel yang berhasil dicuri, Arie mengatakan lebih kurang 3.200 meter yang sudah dipotong-potong sepanjang 3 meteran.

Ditempat yang sama, salah satu pelaku yang bertugas sebagai penyelam berinisial H, mengaku kepada Kompas.com bahwa dia mengetahui letak kabel berdasarkan arahan dari nelayan setempat.

"Yang tahu dan membawa saya ke lokasi kabel adalah nelayan setempat, yaitu A. Setelah itu baru kami menjalankan aksinya," kata H yang merupakan warga Bangka.

H bersama A bertugas mengikat kabel dari dalam laut dan kemudian kabel ditarik ke atas. Setelah berada di atas kapal baru dilakukan pemotongan.

"Dipotongnya di atas kapal dengan mesin potong besi sekaligus disusun rapi dan kemudian dibawa ke Bangka," ujarnya.

Disinggung berapa nilai yang didapat per kilonya dari kabel optik tersebut, H mengaku tidak tahu.

"Untuk harga jualnya saya juga tidak tahu, karena orang yang tahunya tidak ikut karena istrinya sakit," kata H.

Pernah terjadi di Bangka

Pencurian kabel optik bawah laut ini di Indonesia sebelumnya pernah juga terjadi, yaitu di perairan Bangka Belitung, hanya saja saat itu pelakunya tidak tertangkap karena baru diketahui setelah mendapatkan komplain dari pengguna jasa kabel optik tersebut.

"Tepat waktunya saya lupa, yang jelas di Bangka Belitung pernah juga terjadi pencurian kabel optik bawa laut ini," kata Bambang dari Triasmitra yang merupakan penyedia kabel optik bawa laut..

Bahkan di Indonesia kejadian ini baru dua kali terjadi, yakni pertama kali di Bangka dan keduanya di Kepri.

"Bisa saja pelaku yang main di Kepri, juga merupakan orang yang pernah beraksi di Bangka. Karena banyak yang tidak tahu kalau kabel optik ini bisa dijual di tempat besi tua," ungkap Bambang.

Arie Soedewo menambahkan, sebanyak 12 ton kabel optik bawa laut yang dicuri tersebut merupakan hasil kumpulan para pencuri selama 10 hari.

"Target mereka selama 15 hari, namun pada hari ke 10 mereka keburu tertangkap KN Belut Laut yang merupakan kapal Bakamla RI," jelasnya.

Sampai saat ini kasus ini masih dalam pemeriksaan dan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kemenkominfo RI untuk kelanjutkan penangan kasus ini.

Sebelumnya kejadian ini bermula saat kapal patroli Bakamla 48 meter yang dikomandani AKBP Capt. Nyoto Saptono ini sedang melakukan patroli rutin melihat aktivitas mencurigakan pada KM. Tapan Ocean.

Saat dilakukan pemeriksaan, didapati beberapa dokumen sudah tidak berlaku, antara lain Surat Persetujuan Berlayar (SPB), dokumen crew list, data manifest, surat ukur, pas besar sementara dan sertifikat keselamatan.

Selain dokumen yang sudah kadaluarsa, dalam pemeriksaan itu juga ditemukan kabel optik kurang lebih 5 ton tanpa kelengkapan dokumen, alat potong kabel optik, kompresor, selang dan alat selam.

Bahkan berdasarkan keterangan yang tertera dalam SPB yang kadaluarsa tersebut, perjalanan terakhir kapal yaitu bertolak dari Tanjubg Ru (Jebus) Muntok tujuan Tanjung Uban, tertanggal 5 Maret 2018.

https://regional.kompas.com/read/2018/05/28/14291751/pencurian-12-ton-kabel-bawah-laut-di-bintan-rugikan-ratusan-milliar-rupiah

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke