Di Ujung Kulon, Badak Jawa Bercula Satu Bernama Samson Ditemukan Mati

Saat ditemukan, badak bercula satu itu dalam keadaan utuh.

"Masih utuh, bercula, dan lengkap," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno dalam keterangan tertulis pada Kamis (26/4/2018).

Identifikasi terhadap badak tersebut kemudian dilakukan dan ditemukan satu tanda yang menjadi petunjuk utama, yaitu sobekan di telinga kiri. 

Petugas pun berhasil memperoleh nama badak itu, yakni Samson. Hal itu diketahui setelah dicocokkan dengan database yang dimiliki terkait dengan badak jawa. 

Diperkirakan umurnya sekitar 30 tahun.

Untuk mengetahui penyebab kematian Samson, petugas Balai Taman Nasional bersama tim dokter hewan patologi Institut Pertanian Bogor dan WWF Ujung Kulon melakukan otopsi.

Diperoleh hasil bahwa kematian badak Samson diduga karena sakit. Pada tubuhnya juga tidak ditemukan tanda kekerasan atau akibat perburuan.

"Tidak ditemukan ada luka akibat perburuan dalam pemeriksaan awal. Selanjutnya, tim gabungan juga melakukan nekropsi dan pengambilan sampel usus, otot jantung, dan hati. Berdasarkan hasil nekropsi, diperkirakan waktu kematian badak lebih kurang tiga hari," ucap Wiratno.

Namun, tim gabungan belum bisa memastikan mengenai penyakit yang menyebabkan kematian Samson.

Wiratno menyatakan, sesuai hasil nekropsi, tidak ada tanda-tanda penyakit infeksi dengan patogen yang bersifat akut. 

Kemudian, petugas mendokumentasikan jasad Samson dan memindahkannya supaya tidak terbawa arus, serta menyelamatkan culanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunlampung.co.id dengan judul Samson, Badak Jawa Bercula Satu yang Ditemukan Mati di Ujung Kulon pada Kamis (26/4/2018).