Salin Artikel

Khofifah Sindir Gus Ipul, Jatim Berprestasi tetapi Kemiskinan Tinggi

Setelah diawali dengan debat head to head antara pasangan calon wakil gubernur, Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mendapat kesempatan untuk saling berhadapan.

Khofifah yang diberikan kesempatan pertama melemparkan pertanyaan tentang ketimpangan kemiskinan di kota dan desa di Jawa Timur kepada Gus Ipul. Dia menyindir ketimpangan kemiskinan yang masih tinggi di Jawa Timur.

Menurut Khofifah, Jawa Timur dikenal sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, ekspor tinggi dan pendapatan dari migas tertinggi kedua setelah Riau.

Namun, ketimpangan kemiskinan antara kota dan desa tinggi. Khofifah mencatat, angka kemiskinan di pedesaan lebih tinggi dua kali lipat daripada di perkotaan. Di perdesaan, lanjut dia, angka kemiskinan mencapai 15,58 persen, sedangkan di kota 7,8 persen.

"Jawa Timur pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata nasional, ekspornya tertinggi dari seluruh provinsi, penerimaan dari migas kedua tertinggi setelah Riau. Dari pertumbuhan tinggi, ada PR. Jantung republik ini ada di Jatim, ketimpangan kemiskinan tidak boleh tidak cepat diatasi. Angka kemiskinan di Jawa Timur menggelembung di perdesaan," ungkap Khofifah.

Dalam waktu empat menit, keheranan dan pertanyaan itu berulang-ulang disampaikan oleh Khofifah. Paling tidak, ada lima kali hal itu disampaikan oleh Khofifah kepada Gus Ipul, baik saat melemparkan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari Gus Ipul.

"Saya sudah sampaikan yang bagus dari (Jawa Timur sebelumnya) adalah pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional, ekspor sudah tertinggi, penerimaan migas kedua tertinggi setelah Riau. Maka pertanyaan saya, yang ekonominya bagus, kenapa di desa masih banyak orang miskin? Ini harus nyambung," tutur perempuan yang terakhir kali menjabat sebagai Menteri Sosial itu.

Gus Ipul berupaya menjawab pertanyaan Khofifah itu dengan beberapa penjelasan. Lima kali pernyataan Khofifah dijawabnya dengan sejumlah jawaban yang berbeda.

Pertama kali, Gus Ipul menjawabnya dengan memaparkan keberhasilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menurunkan angka kemiskinan.

"Pertanyaan ini sudah sering kami dengar. Saat saya dilantik tahun 2009, kemiskinan 16,9 persen, turun. Lalu 2014 baru melambat, sekarang tinggal 11,2 persen," tuturnya.

Pada jawaban kali kedua, Gus Ipul lalu menyinggung bahwa kebijakan tentang mengatasi ketimpangan kemiskinan bukan tanggung jawab wakil gubernur semata. Gubernur, lanjut dia, memiliki peran penting dalam upaya tersebut karena menentukan besaran anggaran yang dibutuhkan untuk mengatasinya.

"Ini tentu tergantung pada gubernur juga. Tetapi untuk mengatasi kemiskinan di desa, sektor pertanian harus tumbuh baik dan ke depan. Saya ingin ditingkatkan," ungkapnya kemudian.

Khofifah lalu menanggapi jawaban Gus Ipul ini dengan menekankan bahwa selama dia jadi Mensos, koordinasi tim penganggulangan kemiskinan di berbagai daerah itu dipegang oleh wakil gubernur. Gus Ipul kembali menyinggung peran gubernur.

"Mengatasi kemiskinan dan ketimpangan adalah agenda pertama kami. Kalau saya ditanya sebagai ketua tim penangananan, ini tidak bisa sendiri karena tergantung pada gubernur. Enggak bisa menentukan sendiri. Anggaran ditentukan Pak Gubernur. Saya selalu mendampingi Pak Gubernur ketika menangani kemiskinan," ungkapnya.

Hingga waktu 4 menit hampir habis, Khofifah tampak tak puas dengan jawaban Gus Ipul.

https://regional.kompas.com/read/2018/04/10/22310591/khofifah-sindir-gus-ipul-jatim-berprestasi-tetapi-kemiskinan-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke