Salin Artikel

Di Tanah Ambles Gunung Kidul, Warga Bisa Gunakan Sampah untuk Tutup Lubang

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengeluarkan rekomendasi terkait tanah ambles yang terjadi di sejumlah titik di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu rekomendasinya yaitu membiarkan masyarakat membuang sampah dalam lubang, tetapi bukan sampah yang bisa mencemari sungai bawah tanah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edi Basuki menyampaikan, ada beberapa rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi yang sudah melakukan penelitian tanah ambles di Dusun Serpeng, Desa Pacerojo, Kecamatan Semanu, dan Pringluwang, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong.

Diharapkan masyarakat agar tidak mendekati lubang. Jenis amblesan di Serpeng berupa dropout doline dengan adanya kenampakan longsoran di tebing-tebingnya.

Luasnya diperkirakan 1 hektar-1,5 hektar dengan panjang 80 meter-dan lebar 100 meter dan berkedalaman 20 meter-30 meter. Kemungkinan masih ada longsor karena kondisi tegaknya lereng, terutama di sisi tenggara.

"Untuk di Dusun Serpeng, luas amblesan yang terbentuk agar masyarakat berhati-hati, karena kemungkinan longsor masih besar. Sehingga, pemasangan police line yang selama ini telah dilakukan perlu ditambahkan papan peringatan untuk tidak terlalu dekat dengan tebing yang terbentuk," kata Edi Basuki saat dihubungi, Selasa (6/3/2018).

Lubang atau amblesan di Dusun Pringluwang, Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, jenis amblesannya yaitu suffosion doline dengan adanya runtuhan berupa tanah ke dalam ponor tanpa adanya longsoran dengan diameter 4 meter dan diameter 10 meter.

Amblesannya tergolong skala kecil. Masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan menutup area menggunakan batang pisang, jerami, batu, dan tanah.

"Dari rekomendasi untuk warga agar tetap membuang sampah di lubang, tetapi yang dimasukkan bukan berupa sampah yang kemungkinan dapat mencemari air bawah tanah nantinya,” ujar dia.

Edi mengatakan, faktor pemicu amblesan di lokasi pada awalnya dipicu oleh cuaca ekstrem siklon Cempaka yang menyebabkan banjir dan timbulnya genangan air di Gunung Kidul.

"Tingginya curah hujan menyebabkan tanah bercampur air, semakin lama menjadi jenuh dan masuk ke dalam lubang sehingga menyebabkan amblesan tanah di permukaan," tuturnya.

Masyarakat pun diminta untuk tidak panik, tetapi waspada terhadap amblesan itu. Jika muncul amblesan lagi, masyarakat diminta untuk berkoordinasi.

"Untuk sementara kami memasang rambu peringatan rawan longsor," ucap Edi.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/06/16301711/di-tanah-ambles-gunung-kidul-warga-bisa-gunakan-sampah-untuk-tutup-lubang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke