Salin Artikel

Cerita Polisi Dermawan Beri Nama Bayi Angkatnya Tito Karnavian

Saat itu, anggota polisi yang bertugas di Propam Polda DIY ini tengah menunggu proses melahirkan perempuan bernama Wahyu Kurnia (34), seorang warga Lampung.

Lalu, hatinya lega setelah mendengar suara tangisan seorang bayi dari kamar operasi RS Bhayangkara sekitar pukul 18.30 Wib.

Perempuan yang ditungguinya melahirkan bayi laki-laki. Namun, perempuan itu bukanlah istrinya.

Brigadir Ali yang sudah menjadi bapak angkat ratusan anak yatim piatu ini lalu menamakan bayi itu Tito Karnavian, seperti nama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, pucuk pimpinan tertinggi di institusinya.

***

Saat ditemui Kompas.com, Brigadir Ali bercerita, pada awalnya seorang perempuan bernama Wahyu Kurnia diantar oleh seseorang ke rumahnya di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/ Rw 14, Kotagede, Yogyakarta.

"Saat datang (dia) hamil sekitar 5 bulan lebih. (Dia) menangis sambil cerita kalau di Yogya tidak ada rumah. Kondisinya lagi stress, bingung karena lagi hamil tetapi laki-lakinya tidak bertanggung jawab, terus minta tolong ke saya," ujarnya.

Mendengar cerita itu, dia pun terketuk hatinya untuk membantu. Dia lantas meminta sang ibu yang tengah hamil tinggal di tempat panti asuhannya di Jalan Purbayan, Gang Janoko, Nomor 1296 A, Rt 58/ Rw 14, Kotagede, Yogyakarta.

"Saya bilang, 'Mbak enggak usah mikir yang berat-berat, tenang saja, Insya Allah saya bantu'. Karena dari ceritanya dulu, sempat mau menggugurkan kandunganya. Kami beri susu dan kebutuhan lainnya agar ibu dan bayinya sehat," tuturnya.

Pada saat hari melahirkan tiba, Brigadir Ali mengantarkan Wahyu Kurnia ke Rumah Sakit Bhayangkara. Namun sebelumnya dirinya sudah berkomunikasi dengan Kabid Dokkes Polda DIY.

"Saya berkoordinasi dengan Dokkes Polda DIY AKBP Budi Prasetijo. Intinya minta tolong ibu ini tidak punya siapa-siapa dan binaan saya, lalu oleh Kabid Dokkes dibantu. Yang mengantar pas hari H ke Rumah Sakit Bhayangkara, menunggu sampai melahirkan, ya saya," ungkapnya.

Setelah melahirkan, lanjut dia, Wahyu Kurnia terlihat belum bisa menerima. Bahkan tidak bersemangat untuk menyusui di rumah sakit.

"Kemarin habis melahirkan itu sama anaknya belum menyatu. Di rumah sakit menyusui itu saja malas-malasan," ujarnya.

Dinamakan Tito Karnavian

Setelah diizinkan pulang dari RS, sang ibu dan bayinya lantas tinggal di rumah singgah milik Brigadir Ali di Desa Pereng, Kecamatan Prambanan. Di rumah tersebut, Wahyu Kurnia dan anaknya didampingi seorang pengasuh.

"Saya nasihati pelan-pelan, ya Alhamdulilah sekarang ini sudah bisa menerima anaknya. Sekarang ada di rumah singgah daerah Prambanan, susu dan perlengkapan bayi kami juga tetap berikan," tuturnya.

Brigadir Ali mengungkapkan, bayi itu lalu diberinya nama Muhammad Tito Karnavian. Menurut dia, nama itu diberikan karena dia mengidolakan Kapolri.

"Kapolri itu kan di Kepolisian sebagai bapak kita. Beliau kapolri yang baik. Nama Muhammad Tito Karnavian itu sangat indah. Ya harapnya besok anak ini bisa meniru Beliau," ungkapnya.

"Ibunya Maisaroh ini sekarang ada di rumah sakit jiwa dan bapaknya itu linglung. Saat melahirkan itu saja, ibunya enggak paham, ya karena gangguan kejiwaan," katanya.

Warga Gedangsari lalu menghubunginya dan menceritakan kejadian tersebut. Brigadir Ali pun mengeceknya. Setelah mengetahui bahwa informasi itu benar, dia lalu memutuskan untuk merawat Maisaroh.

"Warga di sana itu cerita dan pasrah sama saya, Mereka bilang yang merawat tidak ada, yang beli susu dan perlengkapan bayi juga tidak ada. Ya sudah saya putuskan untuk merawat," ucapnya.

Seiring berjalannya waktu, Brigadir Ali lalu memberi tawaran kepada warga Gedangsari untuk mau merawat Maisaroh. Dia akan tetap menanggung pembelian susu dan kebutuhannya.

"Selang satu minggu ada yang mau. Saya cek ke sana untuk memastikan latar belakangnya, rumahnya dan keluarganya. Setiap susunya habis warga menghubungi lalu saya kirim, untuk keluarga yang merawat juga saya kasih beras, sembako," ungkapnya.

Rumah singgah khusus bayi

Brigadir Ali prihatin dengan kondisi saat ini di Yogyakarta, banyak bayi yang dibuang akibat kelahirannya tidak dikehendaki. Dia pun berencana menjadikan rumah singgah yang ada di Desa, Pereng, Kecamatan Prambanan, khusus untuk bayi.

"Di Yogyakarta marak bayi dibuang. Ini memprihatinkan. Saya punya rumah singgah di Prambanan, rencananya besok akan untuk khusus bayi," ungkapnya.

Menurut dia, rumah singgah di Prambanan layak untuk bayi. Bahkan di rumah singgah tersebut juga sudah ada orang yang bertugas merawat.

"Tidak usah dibuanglah (bayinya), Insya Allah siap membantu semampu saya. Di sana saya siapkan tempat yang layak, ada juga yang akan merawat dan menjaga," tuturnya.

Di rumah singgah Prambanan, lanjut Brigadir Ali, saat ini ada dua bayi, salah satunya Muhammad Tito Karnavian.

"Ada dua bayi, satu Muhammad Tito Karnavian dan ibunya. Lalu ada bayi umur satu tahun dengan bapak serta ibunya, mereka tidak punya tempat tinggal," ucapnya.

Brigadir Ali mengatakan, dia sebenarnya membutuhkan tim untuk mengelola rumah singgah ini ke depannya. Sebab, lanjut dia, merawat bayi membutuhkan perhatian khusus, khususnya terkait kesehatan.

"Kalau enggak punya tim pasti sulit karena khusus bayi. Pertama saya membutuhkan tenaga kesehatan, lalu kedua yang momong, ini saya masih mencari-cari dan berkoordinasi dengan dinas terkait," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2018/03/01/08193531/cerita-polisi-dermawan-beri-nama-bayi-angkatnya-tito-karnavian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke