Serafina didiagnosa menderita kanker kulit. Mata kanannya mulai tak kelihatan. Jidat sebelah kanan terlihat pecah dan hanya ditutupi obat ramuan tradisional.
Bayi mungil putri pasangan Mesakh Huan (45) dan Debora Banu (38), itu terus menangis ketika Kompas.com bersama beberapa jurnalis menyambangi rumahnya di Kelurahan Tuak Daun Merah, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (31/1/2018) sore.
Tangisan Serafina pun reda saat Debora langsung memberikan air susu ibu (ASI). Meski dalam kondisi sakit, namun Serafina tetap mengonsumsi ASI seperti bayi normal lainnya.
"Dalam beberapa hari ini, kami hanya gunakan obat kampung untuk mengobati luka di wajah Serafina. Kami sudah ke Rumah Sakit WZ Johannes dan Rumah Sakit Kota Kupang, tapi menurut dokter, harus dirujuk ke Surabaya karena kena kanker kulit," kata Debora yang didampingi Mesakh dan keluarga lainnya.
Namun, lanjut Debora, karena keterbatasan biaya ia pun mengurungkan niatnya untuk mengobati putrinya.
"Kami ada BPJS (Kartu Indonesia Sehat), tapi nanti di sana (Surabaya), kami mau nginap dan makan di mana, kami juga tidak tahu. Apalagi kami ini orang susah," tutur Deborah lirih.
Suami Debora, Mesakh Huan (45) sehari-hari hanya bekerja menjual usus daging keliling dengan penghasilan yang pas-pasan, sehingga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari.
Punya lima orang anak
Serafina memiliki saudara kembar Rofina Huan. Keduanya terlahir prematur saat usia kehamilan Debora baru menginjak tujuh bulan.
Saat lahir di RSUD Prof Dr W Z Johannes, berat badan mereka hanya 1,2 kilogram. Hanya Rofina yang sampai saat ini kondisinya sehat.
Debora menuturkan, saat lahir pada 3 Oktober 2017 lalu di RSUD Prof Dr WZ Johannes, terdapat benjolan kecil seperti biji jagung di pipi sebelah kanan Serafina.
Saat ini, Debora pun khawatir dan sempat berkonsultasi dengan dokter. Namun menurut dokter, itu adalah benjolan biasa atau tanda lahir dan akan hilang dalam 10 bulan mendatang.
Tetapi lama kelamaan benjolan tersebut membesar dan Debora terpaksa harus membawa kembali Serafina ke rumah sakit. Kata pihak rumah sakit, Serafina menderita kanker kulit sehingga harus dirujuk ke Surabaya.
"Terakhir saya bawa dia ke rumah sakit Kota Kupang bulan lalu tapi mereka bilang harus rujuk ke Surabaya," ucapnya.
Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, Deborah mengaku hanya pasrah dan berharap ada pihak yang bisa membantu mengobati penyakit anaknya itu.
"Kalau sudah begini, Tuhan mau panggil pulang ya tidak apa-apa," tutupnya.
https://regional.kompas.com/read/2018/01/31/19280191/derita-bayi-serafina-kena-kanker-kulit-dan-tak-bisa-diobati-medis-karena