Salin Artikel

Meski Sedikit, Masih Ada Kelompok Warga Penolak Vaksin di Magelang

MAGELANG, KOMPAS.com - Di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih ditemukan sekelompok warga yang menolak program imunisasi. Mereka tinggal di beberapa daerah, di antaranya Kecamatan Secang dan Sawangan.

Kepala Bidang Penanggulangan, Pencegahan, dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Sunaryo menerangkan, sekelompok warga yang menolak beralasan karena kandungan vaksin imunisasi tidak halal dan alasan lainnya.

"Masih ada kelompok penolak vaksin di Kabupaten Magelang, tapi persentasenya sedikit. Mereka beralasan karena vaksin tidak halal, tidak ada sertifikat, dan lainnya," kata Sunaryo di sela kegiatan pemberian vaksin difteri di Markas Polres Magelang, Selasa (16/1/2018).

Pihaknya mengaku kerap memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi bagi kesehatan, termasuk kepada warga yang menolak. Petugas meyakinkan bahwa vaksin yang digunakan dijamin kehalalannya.

"Adanya warga yang menolak jadi tantangan bagi kami. Kami sering melakukan penyuluhan, sampai kami tunjukkan vaksin yang dipakai di Arab Saudi, dan sebagainya. Tapi mereka punya keyakinan sendiri bahwa menolak juga hak mereka," jelasnya.

Meski demikian, lanjut Sunaryo, keberadaan mereka tidak memengaruhi target pemberian vaksin di Kabupaten Magelang. Pencapaian imunisasi nyaris sempurna, yakni 99,4 persen, melampaui target nasional sebesar 95 persen.

"Ada yang menolak saja kita sudah melampaui target, sampai 99,4 persen. Di dunia imunisasi ada Herb Imunity atau kekebalan massal, di mana orang-orang yang tidak diimunisasi akan terlindungi oleh orang-orang yang diimunisasi. Dengan catatan, jumlah penolak sedikit," urainya.

Sementara itu, khusus imunisasi difteri, pihaknya sudah melakukan di sejumlah instansi, salah satunya di Polres Magelang. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran Polres Magelang beserta istri, staf, dan siswa-siswa TK Kemala Bhayangkara Magelang.

Penyebaran virus difteri merebak beberapa waktu terakhir. Di Kabupaten Magelang, sempat ada pasien yang suspect difteri (laporan terdampak virus difteri). Namun, setelah diperiksa terntara bukan terdampak virus tersebut.

"Sempat ada tiga sampai empat pasien, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, hal tersebut dinyatakan bukanlah dampak dari difteri," ucap Sunaryo.

Sunaryo melanjutkan, imunisasi difteri sebetulnya merupakan program yang sudah lama diterapkan. Bayi-bayi di Indonesia sudah diwajibkan imunisasi sejak di bawah usia satu tahun hingga dewasa.

"Vaksin difteri itu sebetulnya masuk program, anak di bawah satu tahun sudah diberi tiga kali, bahkan bersamaan dengan vaksin lain. Lalu dikuatkan lagi pada usia delapan bulan, dikuatkan lagi saat usai kelas I, II, dan V SD. Sampai pasangan usia subur dapat vaksin lagi," jelasnya.

Kepala Polres Magelang Ajun Komisaris Besar Polisi Hari Purnomo mengatakan, kegiatan pemberian vaksin difteri merupakan salah satu bentuk gerakan sosial untuk menjaga kesehatan masyarakat, khususnya di kalangan Polres Magelang. Dirinya pun bersemangat menerima vaksin difteri.

"Di wilayah Magelang, sejauh ini belum ada yang terjangkit virus difteri. Namun demikian, kita tidak boleh lengah dan tidak boleh kecolongan, maka kita lakukan antisipasi ini," tutur Heri.

https://regional.kompas.com/read/2018/01/16/20472201/meski-sedikit-masih-ada-kelompok-warga-penolak-vaksin-di-magelang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke