Suhardi mengatakan, hingga saat ini, belum ada bukti mengenai kebenaran kabar tersebut. Bisa saja, kata dia, informasi itu hanya untuk menyesatkan.
"Kita jangan terpancing ya, kan dulu juga begitu yang Abu Jandal ada informasi seperti itu," ujar Suhardi dalam jumpa pers di Yogyakarta, Jumat (8/12/2017).
Untuk itu, pihaknya masih akan melakukan cek dan ricek lagi terkait hal tersebut. BNPT bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Polri akan memastikan kabar tersebut.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga menyatakan hal serupa terkait informasi Bahrul Naim meningga. Kepolisian baru bisa percaya dengan informasi itu bila melihat langsung atau ada orang yang melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Bahrun sudah tewas.
"Bisa betul dia meninggal, bisa juga ini trik dia supaya tidak dikejar," kata Tito.
Tito mengatakan, jika Bahrun benar-benar tewas, maka akan berdampak pada jaringan terorisme di Indonesia. Sebab, Bahrun merupakan pihak yang berada di tengah-tengah antara elite ISIS pusat di Suriah dengan kelompok teroris di Indonesia.
Bahkan, Bahrun juga kerap berkomunikasi langsung dengan eksekutor atau "pengantin" bom bunuh diri.
Tito menyamakan peran Bahrun dengan Hambali, teroris perancang bom Bali dan sejumlah aksi teroris lain. Saat itu, ia meupakan perantara Al Qaeda dengan Jamaah Islamiyah.
"Kasus bom Thamrin, kasus Masjid Falatehan, dan beberapa kasus lain berhubungan langsung dengan Bahrun Naim," kata Tito.
https://regional.kompas.com/read/2017/12/09/05344181/kabar-petinggi-isis-asal-indonesia-tewas-kepala-bnpt-tak-terpancing