Salin Artikel

Tangani Banjir di Citarum, Akan Dibuat Terowongan di Sekitar Curug Jompong

BANDUNG, KOMPAS.com - Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) berencana membuat terowongan air sepanjang 375 meter di sekitar Curug Jompong yang berlokasi di Jalan Terusan Nanjung, Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya BBWSC untuk mengeliminasi banjir yang kerap terjadi di sejumlah wilayah yang ada di bantaran Sungai Citarum.

"Ini menjadi salah satu upaya dari serangkaian upaya lainnya untuk mengurangi banjir yang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bandung dan wilayah lainnya yang berada di sepanjang bantaran Sungai Citarum," ujar Kepala BBWSC Yudha Mediawan, di Kabupaten Bandung Barat, Rabu (29/11/2017).

Menurut dia, ke-13 anak Sungai Citarum di cekungan Bandung ini hanya memiliki satu outlet, yakni Curug Jompong. Namun, curug tersebut dinilai memberikan hambatan dalam kelancaran air untuk mengalir ke Waduk Saguling.

"Untuk itu, kita buat terowongan Nanjung dengan panjang 375 meter, dan itu bisa mengalirkan air lebih kurang 600 meter persegi per detik," jelas dia.

Progres pembuatan terowongan Nanjung sendiri sudah dalam proses desain, pemodelan, serta perhitungan simulasi. "Progres semua sudah ready, percepatan sekali. Pemodelan pun ada dua, pemodelan numerical dan pemodelan fisik oleh Puslitbang Air," ucap dia.

Pihaknya menargetkan groundbreaking untuk terowongan Nanjung Curug Jompong ini bisa terlaksana pada tahun 2018. Saat ini BBWSC masih menunggu kajian dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat terkait untuk kebutuhan izin amdal.

Selain pembuatan terowongan air di Curug Jompong, pihaknya pun telah melakukan upaya lainnya yang saat ini sedang dalam progres, di antaranya peningkatan kapasitas aliran air di 13 anak Sungai Citarum dan pembuatan kolam retensi di Kampung Cieunteun, Desa Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.

Upaya pembebebasan lahan di sejumlah wilayah di bantaran Sungai Citarum pun dilakukan, seperti di bantaran Sungai Cikijing, Cikeruh, Cimande, dan Cisangkul.

"Cimande dan Cikeruh progresnya sudah 30 persen. Untuk Cikijing ini progres pembebasan lahan tanahnya belum dilakukan karena masih dalam proses. Kemudian Floodway Cisangkuy sendiri progresnya sangat rendah karena kaitannya dengan pembebasan lahan yang baru 15 persen. Untuk kolam retensi Cienteung itu sudah 40 persen. Jadi pembebasan tanahnya hampir 90 persen," bebernya.

Hal tersebut terjadi lantaran ketersediaan dana yang dibutuhkan. Meski begitu, kata Yudha, pembebasan lahan tanah ini berjalan dengan lancar. "Karena kami kemarin mendapat anggaran dana pembebasan lahan itu baru Rp 120 miliar dari Rp 376 miliar yang dibutuhkan," jelasnya.

Meski begitu, penanganan persoalan Sungai Citarum ini tak hanya membenahi yang bersifat kultural, tetapi juga harus dibarengi dengan penanganan non-struktural. "Seperti penanaman pohon, upaya ini akan dikampanyekan bersama ke semua stakeholder agar semua sungai ini adalah milik bersama," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/11/29/10022941/tangani-banjir-di-citarum-akan-dibuat-terowongan-di-sekitar-curug-jompong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke