Salin Artikel

Pangdam Siliwangi Sebut Kerusakan Lingkungan di Jabar Bisa Bahayakan Jakarta

"Jabar memiliki nilai strategis bagi ibu kota Jakarta. Seandainya dibayangkan daerah penyangga berbatasan dengan DKI Jakarta seperti Bogor, Cianjur mengalami kerusakan ekosistem, maka yang terjadi membahayakan jutaan umat manusia termasuk di Jakarta," ujar Doni dalam sambutannya di acara silaturahmi dan masukan para penggiat lingkungan di Makodam III/ Siliwangi, Kota Bandung, Senin (20/11/2017).

Bahkan, lanjut Doni, pasokan oksigen Kota Jakarta pun ada di Gunung Gede Pangrango dan Gunung Salak.

"Dan aliran Sungai Ciliwung pun dari gunung ini. Bayangkan apabila seluruh hulu sungai yang tercemar oleh bahan kimia baik logam berat, sianida mencemari alamnya. Untuk jangka panjang maka bisa jadi seluruh air di Jakarta cepat atau lambat akan mengalami pencemaran," katanya.

Menurutnya, penanganan persoalan lingkungan hidup di Jawa Barat ini memerlukan kesungguhan dari seluruh pihak.

Tata Sungai Citarum

Sementara itu, Kodam III/Siliwangi sendiri sudah melakukan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jabar sejak Januari 2015 untuk menata Sungai Citarum.

"Ke depan, kita tak hanya menata Sungai Citarum, tapi bagaimana kita bisa berangkulan tangan untuk membuat sistem, pola agar energi yang dikeluarkan tidak sia-sia," ujarnya.

Hanya saja, jika penangan ini tidak dilakukan dengan bijak justru akan berdampak sebaliknya. Bukan tak mungkin ekosistem yang rusak bisa membahayakan keselamatan mahluk hidup.

"Kalau (kerusakan ekosistem) ini dibiarkan terus, berapa banyak dana yang harus dikucurkan. Momen ini (silaturahmi dengan para pegiat lingkungan hidup) baik untuk bisa kontemplasi dan refleksi dua tahun menata Sungai Citarum," katanya.

Menurutnya, upaya bersama penanganan persoalan lingkungan ini harus dilakukan, seperti melibatkan penduduk di sekitar Sungai Citarum, lalu menegakkan undang-undang yang menjaga lingkungan, hingga menyampaikan kepada masyarakat pentingnya hubungan manusia dengan alam.

"Percuma saja tentara, masyarakat, aktivis lingkungan menata sungai kalau pabrik, industri di Jawa Barat secara serampangan membuang limbah tanpa ada sanksi hukum," katanya.

"Negara harus memikirkan ekosistem, harus lahir undang-undang yang menjaga lingkungan," tandasnya.

Menurut Doni, Indonesia mampu bersaing secara global, namun salah satu prasyarat mutlak yang harus disiapkan adalah sumber daya manusia (SDM). Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa tentu harus dijaga kualitasnya agar sehat dan dapat memberikan kecerdasannya.

"Ini merupakan modal agar bisa mempertahankan kualitas bangsa kita," katanya.

Sebelum menutup sambutannya, Doni menyebutkan bahwa bahaya kerusakan ekosistem lebih dahsyat daripada terorisme.

"Karena korban yang ditimbulkan lebih besar, maka marilah kita jaga mata air agar kelak tak berurai air mata," kata Doni.

Di tempat yang sama, Aat Suratin, pegiat lingkungan dari Wanadri mengakui, selama ini sejumlah pihak sudah berupaya memperbaiki kondisi lingkungan. Namun upaya tersebut cenderung belum terkoordinasi dengan baik. Upaya dari berbagai pihak ini, menurut Aat, perlu diselaraskan agar hasilnya optimal.

"Pegiatnya banyak, tapi belum terkoordinasi. Jadi belum harmoni," katanya.

Aat menganalogikan bahwa penanganan persoalan lingkungan ini seperti orkestra. Perlu seorang dirigen atau pemimpin yang mampu mengolah potensi agar peran yang dijalankan bisa berjalan dengan baik dan energi yang dikeluarkan tak terbuang sia-sia.

https://regional.kompas.com/read/2017/11/21/05260001/pangdam-siliwangi-sebut-kerusakan-lingkungan-di-jabar-bisa-bahayakan-jakarta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke