Salin Artikel

Lukisan Mural di Koridor Gatsu Solo Jadi Ajang Swafoto Kawula Muda

SOLO, KOMPAS.com — Senyum lebar terlihat dari lukisan mural wajah Presiden Joko Widodo di sebuah bangunan rumah toko koridor Jalan Gatot Subroto di Solo, Jawa Tengah, Senin (20/11/2017).

Dalam lukisan itu pula Presiden Jokowi memakai belangkon atau tutup kepala yang dibuat dari batik dan biasa digunakan kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa.

Selain lukisan mural presiden ketujuh Indonesia tersebut, terdapat lukisan mural sang Maestro Keroncong Indonesia yang terkenal melalui lagu "Bengawan Solo", Gesang Martohartono alias Gesang.

Terdapat juga lukisan mural bertema sumpah pemuda, perjuangan, budaya anak muda zaman sekarang, pop culture (budaya populer), dan lukisan mural lain di 40 bangunan rumah toko sepanjang koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu).

Selain menghiasi bangunan bertingkat pusat bisnis itu, keberadaan galeri street art mural tersebut juga menjadi destinasi wisata di sepanjang koridor Gatsu. Tak heran, sepanjang koridor Gatsu menjadi lokasi favorit bagi kawula muda sebagai ajang swafoto.

Irul Hidayat, muralis yang terlibat dalam pembuatan lukisan mural koridor Gatsu, kepada Kompas.com mengatakan, kegiatan mural tersebut merupakan gerakan untuk memberdayakan ruang publik perkotaan sebagai sebuah galeri seni jalanan yang memiliki nilai seni dan keindahan.

Sebab, kehadiran karya seni di Solo, terutama mural, yang berada di tengah kota masih minim. Untuk itulah, kata Irul, pihaknya memilih koridor Gatsu sebagai lokasi para muralis muda di Solo menuangkan ide kreatif karya seni mural.

"Awalnya konsep kami di tengah-tengah kota karena Solo masih minim untuk kehadiran karya seni di ruang tengah kota. Tawaran kami pertama kali ke Pemkot (Pemerintah Kota) Solo di Jalan Slamet Riyadi," kata pria yang juga koordinator program “Solo is Solo”.

Menurut Irul, pembuatan galeri seni mural dan grafiti nasionalisme tersebut merupakan program dari "Solo is Solo" yang diadakan untuk menciptakan ikon atau destinasi wisata baru di Kota Solo.

"Kenapa kami memilih koridor Gatsu? Sebab, semangat Pemkot Solo yang sedang mengembangkan koridor Gatsu sebagai destinasi wisata," katanya.

"Jadi, tidak melulu yang dilihat itu iklan. Bisa menjadi ruang milik bersama. Pemkot bisa merasa memiliki, masyarakat di situ juga bisa memiliki dan masyarakat pengguna jalan juga bisa menikmati keindahan di kawasan itu," lanjutnya.

Pembuatan galeri seni mural tersebut melibatkan sekitar 100 muralis dari 28 kelompok yang ada di Kota Solo. Lukisan mural itu mereka kerjakan pada malam hari.

Pembuatan lukisan mural menghabiskan hingga 200 ember cat tembok premium berukuran 5 kilogram dan 1.000 cat semprot.

Dijelaskan, lukisan mural tersebut tidak asal mereka buat. Mereka terlebih dahulu berkomunikasi dengan pemilik bangunan rumah toko yang ada di sepanjang koridor Gatsu. Tujuannya adalah untuk menyamakan konsep lukisan mural yang akan mereka buat dengan pemilik toko.

"Desain lukisan mural ini masukan dari pemilik toko. Desain yang telah digambar di kertas atau berupa foto diperlihatkan kepada pemilik toko. Kalau setuju lukisan mural ini kami bikin di rumah toko tersebut," kata Irul.

https://regional.kompas.com/read/2017/11/20/09423521/lukisan-mural-di-koridor-gatsu-solo-jadi-ajang-swafoto-kawula-muda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke