Salin Artikel

Perjalanan Panjang Patung Garuda Wisnu Kencana

Kemudian pada tahun 1990, pengembangan konsep dilakukan dengan melibatkan Menteri Pariwisata ketika itu, Joop Ave (alm), lalu Ida Bagus Oka (alm), Ida Bagus Sudjana (alm), dan seniman Nyoman Nuarta.

Dalam pencarian lokasi, seluruh perencana sepakat untuk menggunakan perbukitan kapur di Ungasan, Jimbaran, yang selama ini tidak produktif.

Lahan ini merupakan bekas lokasi penambangan kapur liar yang sudah ditinggalkan dalam keadaan yang kurang baik dan tidak ada tanaman yang mampu hidup dikarenakan oleh minimnya top soil.

Setelah mendapat restu dari Presiden Soeharto pada tahun 1993, lalu dilakukan sosialisasi di hadapan para anggota dan pimpinan DPRD Bali, tokoh-tokoh masyarakat Bali serta masyarakat di sekitar lokasi GWK.

Meski pada awalnya menuai pro dan kontra, groundbreaking pedestal GWK dilakukan pada tahun 1997. Tetapi sebelumnya pada periode 1994-1996 telah dilakukan pengolahan terhadap land art di sekitar Bukit Ungasan, Jimbaran, hingga menjadi seperti sekarang ini.

Selama periode awal tahun 2000, setelah dilangsungkan GWK Expo 2000, GWK selama tahun-tahun berikut mengalami pasang-surut. Kawasan ini bahkan sempat terkatung-katung antara dilanjutkan atau tidak, walau pengelolaannya masih terus berlangsung.

Pada saat itu, seniman sekaligus desainer patung GWK Nyoman Nuarta memiliki 82 persen saham atas GWK. Namun akibat krisis yang berkepanjangan, Nyoman Nuarta tidak mampu mempertahankan kepemilikan saham tersebut sehingga akhirnya pada tahun 2012 harus merelakan PT Alam Sutra Realty Tbk untuk mengakuisisi saham GWK.

“Kini tugas saya hanya sebagai seniman. Saya berkewajiban menyelesaikan GWK seperti janji saya 28 tahun yang lalu,” kata Nuarta.

Nuarta menyelesaikan GWK di bawah PT Siluet Nyoman Nuarta (SNN) yang mengawal investor agar taat pada komitmen menyelesaikan pembangunan GWK.

Menurut dia, selama ini, dalam forum-forum ekonomi, politik dan budaya, Indonesia sebagai negara kerap dilihat sebelah mata.

“GWK akan jadi bukti bahwa kita berdaulat di bidang kebudayaan dan kita harap kiblat kebudayaan dunia itu akan terjadi di GWK Cultural Park karena di sini tidak hanya ada patung, tetapi juga forum-forum kebudayaan dunia,” ujar Nuarta.

Secara fisik, GWK akan memiliki ketinggian 121 meter dan akan menjadi patung tembaga dengan teknik cor las terbesar di dunia.

Teknik cor las juga akan menandai pertama kalinya patung sebesar GWK dikontruksi dengan pengelasan keping demi keping. Patung-patung seperti Liberty di New York, pada umumnya dikerjakan dengan teknik cor logam.

Nyoman Nuarta menemukan teknik pembesaran patung dengan menggunakan rumus apabila sebuah bentuk bebas (anorganis) diiris horisontal dan maupun vertikal dengan jarak tetap, kemudian garis-garis luar (outline) tersebut diperbesar berdasarkan skala, kemudian disusun kembali sesuai koordinat yang tetap, maka akan terbentuk pembesaran menyeluruh sesuai skala yang dikehendaki.

“Sederhananya pembesaran skala patung dilakukan dengan teknik las cor dan ini sudah saya patenkan,” kata Nuarta.

Setelah menempuh perjalanan selama 28 tahun, pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) rencananya akan selesai pada Agustus 2018. Rampungnya pembangunan patung ini akan menjadi persembahan khusus pada Hari Kemerdekaan RI tahun depan.

"Targetnya selesai Agustus 2018 sebagai bentuk persembahan untuk kemerdekaan ke-73 Indonesia," kata Nuarta saat ditemui di Denpasar, Kamis (26/8/2017).

Namun menurut Nuarta, Agustus 2018 hanyalah target penyelesaian pembangunan patung, sedangkan kawasan sekitar sebagai cultural park masih akan terus dibangun dan dikembangkan.

Dia mengatakan, saat ini proses pengerjaan telah sampai ke tahap pemasangan kepala burung. Tahap berikutnya dilanjutkan dengan pemasangan patung kepala Wisnu setinggi 12 meter dan tubuh setinggi 22 meter.

"Sekarang kepala dan tubuh Wisnu sedang dibongkar kemudian akan dikirim dari Bandung ke Bali," tambah Nuarta.

Dia berharap tidak ada perubahan kecepatan angin secara ekstrem sampai target selesai. Pasalnya, pengoperasian crane untuk pemasangan tubuh patung sangat ditentukan kecepatan angin di kawasan tersebut.

"Kalau normal seperti sekarang bisa selesai Agustus 2018 karena crane hanya bisa beroperasi jika kecepatan angin di bawah 10 knot. Kalau lebih dari itu sulit beroperasi di ketinggian," kata Nuarta.

Pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Kawasan Kebudayaan (cultural park), Desa Ungasan, Kuta Selatan, Bali, telah berlangsung selama 28 tahun. GWK sendiri muncul sebagai gagasan untuk menciptakan landmark pariwisata Bali pada tahun 1989.


https://regional.kompas.com/read/2017/10/27/07000031/perjalanan-panjang-patung-garuda-wisnu-kencana

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke