Salin Artikel

Bayi Harimau Benggala Mati Diduga Dimangsa Induknya Sendiri

Bayi harimau betina bernama Lusi yang lahir dari pasangan induk Aji dan Upik tersebut diduga dimangsa induknya sendiri pada 1 September 2017.

Kepala UPT Serulingmas, Mudiyono ketika dikonfirmasi, Kamis (19/10/2017) malam, membenarkan hal tersebut. Menurut dia, Lusi yang saat itu baru berusia 1,5 bulan sudah tidak lagi ditemukan di kandangnya ketika petugas kebun binatang mengecek pada pagi hari.

“Kata penjaga yang piket, waktu pagi dilihat sudah tidak ada di dalam kandang,” katanya.

Saat itu, kata Mudiyono, pihaknya langsung berspekulasi bahwa Lusi telah mati dan dimakan oleh induknya sendiri, Upik.

Hasil diskusi dengan dokter hewan Serulingmas, Rumadi Anton Nugroho, peristiwa itu sudah lumrah terjadi dalam keluarga kucing ketika melihat anaknya sakit dan mati.

“Kami melihat perkembangan Lusi di satu bulan awal memang tidak normal, badannya kurus dan bulunya tidak lebat,” bebernya.

Mudiyono mengungkapkan, Lusi memang lahir dalam kondisi tidak normal karena berasal dari perkawinan sedarah kedua induknya atau inbreeding. Pihaknya selama 1,5 bulan itu telah berusaha memberikan suplai vitamin melalui induknya agar larut dalam air susu ibu (ASI).

Namun, lanjut dia, upaya tersebut tak kunjung membuahkan hasil, dan kondisi Lusi makin hari makin lemah.

“Kalau inbreeding itu pasti kalau tidak cacat lahir, ya tidak berkembang sehat,” ujarnya.

Selain itu, faktor yang memengaruhi kesehatan genetik Lusi, menurut Mudiyono, adalah sang induk betina, Upik, yang baru berusia 7 tahun saat mengandung. Idealnya umur harimau untuk mulai bereproduksi minimal 10 tahun.

“Kelahiran Lusi memang mengejutkan, karena kami tidak pernah melakukan program kawin, selain karena semua harimau di sini sedarah, usia Upik (betina) juga masih 7 tahun,” katanya.

Mencoba mencari keterangan medis atas kematian Lusi, dokter hewan Serulingmas, Rumadi Anton Nugroho masih enggan berkomentar. Dia mengatakan, masih harus berkomunikasi dengan pimpinan TRMS Serulingmas dan Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan wartawan.

Kasus ketiga

Matinya Lusi, bayi harimau benggala di Taman Rekreasi Margasatwa Serulingmas, Banjarnegara bukan kali ini saja terjadi. Kepala UPT Serulingmas, Mudiyono mengatakan, sebelumnya, pihaknya pernah dua kali kehilangan bayi singa.

Berita matinya bayi singa di Serulingmas, kata Mudiyono, terakhir terjadi pada pertengahan tahun 2015 lalu. Pihaknya menduga, kasusnya persis sama, yakni lahir dalam kondisi tidak normal karena kawin sedarah.

“Semua koleksi baik singa atau harimau di Serulingmas masih ada ikatan darah, ini yang menjadi kesulitan kami jika sudah masuk musim kawin,” jelasnya.

Meskipun pihaknya mengetahui bahwa bayi-bayi mamalia karnivora ini rawan sakit hingga berujung dimangsa induknya sendiri, namun upaya penyapihan antara induk dan bayi juga dinilai tidak begitu efektif untuk menyelamatkan nyawa bayi.

“Sudah pernah, waktu pertama kali bayi singa lahir di Serulingmas. Tapi tetap saja mati walaupun sudah kami beri asupan susu yang paling lengkap kandungan nutrisinya,” katanya.

Kasus matinya bayi-bayi harimau dan singa di Serulingmas dikhawatirkan akan terus terjadi ke depannya. Sebab, ungkap Mudiyono, semua koleksi kucing besar di Serulingmas masih memiliki ikatan darah.

“Baru-baru ini memang kami sempat menukar koleksi singa di Serulingmas dengan harimau benggala betina dari Ragunan, tapi harimau bernama Larasati ini sudah 8 tahun tidak bisa beranak,” ujarnya.

Menanggapi kejadian trersebut, Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Resor Wonosobo, Endi Suryo Heksianto mengatakan, pihak Serulingmas harus segera mengambil tindakan nyata untuk melakukan tukar silang dengan lembaga konservasi yang memiliki koleksi sama. Terlebih, kejadian matinya bayi keluarga kucing besar ini sudah berulang kali terjadi.

“Sebagai satu-satunya kebun binatang yang memiliki izin lembaga konservasi di eks Karesidenan Banyumas, Serulingmas, harus cepat ambil tindakan, kami dari BKSDA siap memfasilitasi,” katanya.

https://regional.kompas.com/read/2017/10/20/22180501/bayi-harimau-benggala-mati-diduga-dimangsa-induknya-sendiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke