Salin Artikel

Kedatangan Jokowi di Pesantren Annuqoyah Disambut dengan Kesenian yang Hampir Punah

Hadrah Gulgul merupakan kesenian lokal hadrah yang dikomparasikan dengan alat musik lainnya yakni jidor berukuran besar dan dua gendang dengan ukuran berbeda.

Kesenian itu biasanya dimainkan sebelum pertunjukan pencak silat dengan iringan alat musik dan pembacaan shalawat.

Menurut Abdullah Quddus, budayawan Jawa Timur, kesenian Gulgul sedang diberdayakan agar tidak punah.

"Kami mencoba mengenalkannya kembali kepada masyarakat agar memori mereka kembali ke masa silam di mana Gulgul sedang populer di tahun 1960-an," ujar Abdullah.

(baca: Cara Jokowi "Ngerjain" Warga yang Ingin Diberi Sepeda)

Selain kesenian Gulgul, ada pula kesenian Sintong. Kesenian ini berupa kesenian musik menggunakan hadrah dan jidor dengan iringan lantunan shalawat. Berbeda dengan Gulgul, Sintong tampil bersama dengan penari laki-laki dewasa yang jumlahnya mencapai 20 orang.

Sintong ini menurut sejarahnya, lahir pada abad 17 di daerah pinggiran Sumenep. Kesenian ini lahir untuk menjaga keseimbangan kehidupan manusia dengan sesama manusia, manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhannya.

"Sebagai wujud keseimbangan itu, tarian Sintong harus bergerak secara harmonis dengan penari lainnya," ungkap Abdullah.

Presiden Jokowi hadir ke Pondok Pesantren Annuqoyan Sumenep bersama Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dalam rangka peringatan Hari Perdamaian Internasional tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Wahid Foundation.

https://regional.kompas.com/read/2017/10/08/11434111/kedatangan-jokowi-di-pesantren-annuqoyah-disambut-dengan-kesenian-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke