Salin Artikel

Cerita Menteri Susi Soal Ikan Kakap Merah yang Menghilang

Dia mengatakan, dirinya kerap mencari ikan kakap merah di tempat pelelalang ikan (TPI). Susi yang merupakan pengusaha ikan itu mengaku mempunyai tempat langganan untuk membeli ikan jenis itu di TPI Juwana, Kabupaten Pati.

Di Juwana sebut Susi, dirinya biasa membeli ikan kakap merah dari nelayan bernama Wagini. Namun, kini pasokan ikan kakap merah sudah tak ada lagi di Juwana. Susi menilai alat cantrang adalah penyebabnya.

"Saya beli di Juwana dapat kakap merah, belinya di Bu Wagini. Itu hilang sejak ada Cantrang," kata Susi, di hadapan para nelayan, di Semarang, Rabu (20/9/2017).

Susi mengatakan, nelayan di Indonesia harus bersedia untuk mengubah alat tangkap yang ramah lingkungan. Dia menilai alat cantrang yang selama ini digunakan nelayan terbukti merusak seluruh sumber daya yang ada di laut.

"Kalau sekarang ikan banyak. Tapi kalau (menggunakan) cantrang terus kalau (ikannya) habis gimana?" tanya Susi.

Pada kesempatan itu, Susi pun mengajak nelayan untuk menangkap hanya ikan-ikan besar yang bernilai jual tinggi. Sedangkan ikan-ikan yang kecil tidak ditangkap supaya  menjadi pakan ikan besar.

"Bawal putih itu harganya Rp 800 juta, orang Pantura enggak bisa panen itu karena laut digaruk dengan cantrang tiap hari," kata Susi.

Dia menegaskan, perubahan alat tangkap dari cantrang menjadi alat tangkap ikan yang lebih ramah lingkungan itu bukan untuk mematikan nelayan. Hal itu sebagai upaya untuk memastikan mata pencahariaan nelayan agar terjaga.

"Bukan dilarang, ganti alatnya. Apa isi laut ikan Ruca saja. Kita jaga semuanya baik, laut sehat ikan banyak, tangkapan juga banyak," katanya.

"Dari Pantura ke Arafuru, Natuna itu banyak sekali. Ikan ditangkap, di pinggir sudah ada beli. Jadi, Pemerintah perhatikan nelayan agar untung," tambahnya.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/20/19483571/cerita-menteri-susi-soal-ikan-kakap-merah-yang-menghilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke