Salin Artikel

Pisau Batik Asal Bantul Tembus Perancis

Pisau Batik sendiri merupakan ide dan kreasi Darmo Sudiman pada tahun 1996. Darmo menciptakan sebuah karya unik dan menarik, yaitu dengan memberi motif batik pada tangkai pisau. Dari sinilah nantinya pisau batik dikembangkan dengan berbagai macam bentuk.

Tangkai pisau biasanya hanya berbentuk bulat atau gepeng diganti dengan berbagai macam bentuk seperti bentuk wayang Rama dan Shinta, Penari Bali, dan Punakawan.

Selain itu, corak yang dibuat pun beragam, lebih dari 200 motif dan corak batik yang dimiliki perajin membuat pisau batik tetap eksklusif seperti, Parang Gondosuli, Parang baris, Parang Centhong, Parang Curiga, hingga Parang Pancing adalah beberapa motif yang sering dipakai perajin.

Pembuatan hiasan batik tulis dilakukan seperti membatik pada umumnya hanya saja media yang digunakan berupa kayu gagang pisau."Pisau batik bermacam-macam,"katanya Selasa (12/9/2017).

Dalam perkembangannya, kreasi corak batik tidak hanya ditemukan di gagang pisau. Batik terdapat di seluruh bagian pisau, termasuk logam pisaunya, namun tetap tidak mengurangi fungsi utamanya sebagai alat potong.

"Kami berupaya agar inovasi ini tidak merubah fungsi pisau itu sendiri, ketajamannya bisa dijamin," ucapnya.

Harga sebuah pisau bubut biasa, tanpa motif batik, dipatok Rp 3.000 sampai Rp 5.000. Sedangkan pisau yang telah diberi motif batik dengan ukuran kecil, Darmo membanderol dengan harga mulai dari Rp 7.500 sampai Rp 20.000. Kemudian untuk pisau berukuran tanggung atau sedang dihargai Rp 30.000 sampai dengan Rp 500.000.

"Ada pula jenis pisau yang hanya dijual berpasangan, seperti pisau Rama dan Shinta yang dijual lebih dari Rp 200.000," katanya.

Bekerja sama dengan penjual khusus ekspor, Darmo menyebut produksnya sudah menembus pasar luar negeri.

"Pisau produksi kami sudah sampai mancanegara seperti Perancis dan Malaysia," ucap Sudiman.

Menurut dia, ekspor ke Malaysia mencapai 250 kodi dalam jangka waktu dua bulan. Sementara ke Perancis 30 boks yang berisi empat pisau ukir buah.

Dengan jumlah pekerjanya yang mencapai 9 orang, dirinya mampu mencukupi permintaan.

Menurut dia, pembuatan pisau yang dilakukan secara manual membuat pemesan bisa memdapatkan desain batik dan bentuk pisau sesuai keinginannya. "Desain kami buat sedemikian rupa agar konsumen paham, pisau kami buatan tangan bukan mesin," ujarnya.

Namun Sudiman mulai khawatir dengan munculnya industri grafis memakai laser. Pasalnya dengan alat tersebut akan banyak pisau sejenis yang beredar dipasaran dengan harga lebih murah.

Sementara itu salah seorang pembeli, Mardjuki mengatakan, dirinya akan membeli pisau batik, dan akan digunakan untuk souvenir. "Saya mau ada nama saya dipisaunya nanti," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/12/17112471/pisau-batik-asal-bantul-tembus-perancis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke