Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 Hektar Tambak Terbengkalai di Nunukan Ditanami Rumput Laut

Kompas.com - 12/07/2017, 08:56 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sekitar 500 hektar tambak yang tersebar di Kabupaten Nunukan dibiarkan terlantar oleh pemiliknya. Lahan tersebut kini dimanfaatkan dengan ditanami rumput laut.

Hatijah, Kasie Pembenihan Pakan dan Obat-obatan Hama Penyakit Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Nunukan mengatakan, petambak menelantarkan ratusan hektar tambak karena selain mahalnya biaya budidaya ikan serta udang, hasil yang mereka dapatkan terus menurun.

Menurunnya hasil budidaya tambak di Kabupaten Nunukan disinyalir karena penggunaan bahan kimia yang berlebihan.

“Dulu mungkin ada kesalahan dari petani untuk menekan biaya operasional untuk pengadaan racun kan, mereka menggunakan teodan. Nah lama-lama kan teodan itu mematikan tanah karena inikan meresap ke dalam tanah,” imbuhnya.

(Baca juga: Lawi-lawi, Harapan Baru Ekspor Rumput Laut Indonesia)

 

Untuk memanfaatkan ratusan hektar lahan tambak warga yang terlantar, pihaknya membudidayakan rumput laut di tambak. Selain berbiaya murah, budidaya rumput laut juga bisa dibarengi dengan budidaya ikan bandeng di lokasi yang sama.

“Budidayanya mudah, tinggal mengalirkan air saja ke dalam tambak. Masyarakat juga bisa memasukkan ikan disitu, jadi budidaya rumput laut dan ikan,” ucapnya.

Selain mengembangkan budidaya rumput laut di dalam tambak, Dinas Perikanan Kabupaten Nunukan juga akan mengembangkan kebun bibit rumput laut.

Selama ini, petani rumput laut hanya menggunakan bibit dari rumput laut yang mereka tanam sendiri sehingga kualitasnya menurun.

(Baca juga: Gugatan Petani Rumput Laut NTT Dikabulkan Pengadilan Australia)

 

"Kita juga upayakan membuat kebun bibit karena bibit yang petani gunakan itu dari hasil tanaman sebelumnya. Kualitasnya akhirnya menurun,” pungkasnya.

Kompas TV Diberi nama Ooho, bola dengan lapisan jeli ini berisi minuman yang menyegarkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com