Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Drainase Diklaim Bebaskan Tambaklorok dari Banjir

Kompas.com - 11/07/2017, 06:50 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Penataan kawasan kumuh di Tambaklorok, Kota Semarang, Jawa Tengah terus berjalan. Jika tidak ada halangan, pada 7 Oktober 2017 mendatang, penataan tahap pertama berupa pengembangan drainase akan tuntas seluruhnya.

Drainase di kawasan itu dibenahi karena lokasinya yang kumuh, tidak tertata, serta terjadi pendangkalan saluran sungai. Penataan drainase diklaim akan membuat wilayah itu bebas dari banjir.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, paket pekerjaan drainase di saluran sungai di Tambaklorok sudah mencapai 87 persen. Bangunan seluruhnya akan tuntas pada Oktober mendatang.

Namun dalam realisasinya, kontraktor pelaksana merasa kesulitan karena sejumlah lahan yang belum dibebaskan. Pihaknya pun menjamin akan membantu proses pembebasan lahan warga yang belum tuntas.

(Baca juga: Kawasan Kumuh Tambaklorok Bakal Ditata Menjadi Kampung Bahari)

“Jadi tadi ada persoalan sosial, dan itu cukup pelik. Pertama, jalur ke lokasi dipakai warga untuk sunatan, nikahan, dan itu nanti bisa diselesaikan lewat kami (pemerintah),” kata Hendrar, seusai meninjau pembangunan saluran drainase, Senin (10/7/2017).

Masalah lain, sambung dia, masih ada lahan warga yang belum dibebaskan. Sejauh ini, ada 52 bidang tanah yang belum terbayarkan, namun sebagian warga bersedia lahannya digunakan terlebih dulu sembari menunggu proses pencairan.

“Saya lagi minta lahan yang hendak dibayar berapa yang menolak, itu nanti kita kumpulkan, akan diinvetarisir. Jadi tidak 52 bidang,” tambahnya.

Wilayah Tambaklorok juga pernah dikunjungi Presiden Joko Widodo, pada 2 Desember 2014 lalu. Kapolri Jenderal Tito Karnavian, serta beberapa tokoh politik nasional pun kerap mengunjungi kawasan miskin di Kota Semarang ini.

Sejauh ini, kawasan tersebut masih kumuh. Akses jalan menuju tempat pelelangan ikan juga rusak parah dan belum teraspal. Kondisi diperparah lantaran jalan digunakan sebagai pengangkut material proyek.

(Baca juga: Kota Semarang, Contoh Penanganan Kawasan Kumuh)

Konsultan proyek pengembangan drainase Tambaklorok, Nafis Imran mengaku tengah berburu waktu untuk menyelesaikan proyek yang diwajibkan tuntas Oktober mendatang.

Ia meminta pemerintah membantu pembebasan lahan dan memindahkan kapal-kapal nelayan dari wilayah proyek. Jika kapal dipindah, pekerjaan proyek akan menghemat waktu hingga dua jam.

“Kami minta perahu sementara clear hingga 50 meter. Itu menghemat waktu kami kerja 2 jam tiap harinya atau 3 batang (paku bumi),” paparnya.

Terkait teknis pembangunan, bangunan tidak mengalami kendala. Sejuah ini, seluruh material sudah berada di lapangan.

“Sampai saat ini yang belum terpasang ada 1.200 batang. Nanti 66 hari ke depan selesai, tinggal nanti pembetonan. Masalahnya kendala waktu kontrak dan sosial. Kalau kendala sosial ini yang tidak bisa diprediksi,” paparnya. 

Kompas TV Banjir Ganggu Layanan Rumah Sakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com