Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Kembali Kentungan untuk Keamanan Lingkungan

Kompas.com - 10/07/2017, 16:51 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - "Siji-siji rojo pati yo mas yo, loro-loro ono maling, telu-telu omah kobong, peng papate banjir bandang, limo-limo maling kewan yo mas yo.." (Satu-satu ada orang meninggal, dua-dua ada maling, tiga-tiga rumah terbakar, empat kali ada banjir bandang, lima-lima maling binatang...').

Ini adalah sepenggal lagu berbahasa Jawa yang berarti petunjuk bunyi kentungan jika terjadi sesuatu. Biasanya kentungan dibunyikan warga di Poskamling di dusun atau desa-desa. Tanda bunyi kentungan saat ini nyaris dilupakan oleh masyarakat, khususnya generasi muda.

Namun, lagu tersebut kembali diperdengarkan dalam atraksi kentungan yang menyemarakkan upacara HUT ke-71 Bhayangkara di halaman Polres Magelang, Jawa Tengah, Senin (10/7/2017).

Baca juga: Purwakarta Pecahkan Rekor Dunia Ucapkan "Sampurasun" dan Pukul kentungan

Atraksi itu cukup menyita para peserta upacara karena begitu apik dipadukan dengan kesenian tradisional Sorengan dan Kubro Siswa serta alat musik angklung dan lainnya.

Atraksi dilakukan oleh puluhan warga anggota Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) Desa Pakis, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Mereka termasuk Siskamling yang menerima penghargaan dari Kapolres Magelang AKBP Hindarsono karena dinilai beprestasi dalam membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

Hindarsono menjelaskan, kentungan adalah alat keamanan tradisional yang efektif untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas. Saat ini, alat yang terbuat dari bambu dan kayu itu nyaris tergeser oleh alat komunikasi yang lebih modern.

"kentungan adalah alat yang biasa dipakai oleh warga di poskamling di desa-desa kalau ada gangguan kamtibmas. Ini menjadi bagian atau mitra kami (polisi) dalam upaya menjaga keamanan lingkungan," ujar Hindarsono seusai upacara, Senin siang.

Hindarsono menjelaskan, polisi mempunyai keterbatasan untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Maka keterlibatan warga perlu terus dipupuk agar kondusivitas senantiasa terjaga. Terlebih era sekarang, angka kriminalitas meningkat, mulai dari pencurian, kekerasan hingga terorisme.

"Polisi kan sedikit, mereka (mitra kamtibmas) membantu tugas-tugas kepolisian. Kami selalu menjalin kemitraan, memberikan pembinaan juga," tuturnya.

Baca juga: Wiranto Minta Masyarakat Pantau Gerakan Teroris Lewat Siskamling

Pada kesempatan itu, pihaknya memberikan penghargaan kepada siskamling-siskamling berprestasi dari berbagai desa di Kabupaten Magelang. Tiga di antaranya adalah siskamling Dusun Pakis Kidul, Desa Pakis, Kecamatan Pakis; Desa Pluberan, Kecamatan Salam dan; Dusun Pandansari, Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan.

"Mereka tidak hanya dikasih penghargaan tapi juga pembinaan. Hadiahnya juga nanti televisi, lampu flat, rompi dan lain-lain. Kami ajak mereka untuk memproteksi diri sendiri dalam mengantisipasi kriminalitas, terorime, radikalisme," papar Hindarsono.

Kompas TV Prihatin dengan angka golput yang tinggi, serta politik uang yang kerap mewarnai pilkada, warga Kampung Suryoputran, Kecamatan Kraton, Yogyakarta, menggelar kampanye ayo mencoblos tanpa politik uang. Uniknya, aksi ini dilakukan dengan berjalan kaki sambil membunyikan kentongan dan perlengkapan rumah tangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com