Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Terduga Penyerang Polda Sumut Disebut Pernah Bertempur di Suriah

Kompas.com - 29/06/2017, 13:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - SP (43), salah satu terduga teroris yang menyerang pos jaga Markas Polda Sumatera Utara, disebut pernah bertempur di Suriah.

"SP sudah terpantau oleh kita dan dia pernah bertempur di Suriah beberapa tahun yang lalu," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/6/2017).

Setyo belum menjelaskan pertempuran seperti apa yang melibatkan SP. Meski begitu, dirinya mengatakan kepolisian akan mengungkap Syawaluddin serta jaringannya.

"Ini yang jadi poin penting untuk kita ungkap sampai ke jaringan-jaringannya," ujar Setyo.

Soal jumlah mantan kombatan dari Suriah yang kembali ke Indonesia, Setyo belum mau mengungkapkannya. Namun, lanjut Setyo, mereka sudah dipantau Densus 88 dan intelijen. Terkait cara mereka bisa kembali ke Indonesia, Setyo menyatakan para kombatan itu tentu bisa sampai kembali ke Tanah Air melalui jalur resmi.

Tanpa dokumen resmi agak susah untuk kembali ke Indonesia. Tetapi, lanjut Setyo, Polri terkendala melakukan penindakan terhadap mereka yang terbukti bertempur di Suriah itu. Sebab, belum ada aturan hukum yang mengaturnya.

(Baca juga: Logo ISIS di Rumahnya Sudah 7 Tahun, Terduga Teroris Cuma Senyum Saat Dinasehati)

Polri berharap, rancangan undang-undang ke depan dapat mengakomodasinya sehingga upaya preventif dapat dimasukan ke rancangan undang-undang agar dapat melakukan tindakan hukum terhadap mereka yang terbukti pulang bertempur tersebut.

"Yang jadi masalah di sini adalah Polri tidak bisa mengambil tindakan ketika yang bersangkutan tidak melakukan tindak pidana di sini. Kita harapkan dalam rancangan undang-undang nanti itu akan muncul," ujar Setyo.

Setyo menambahkan, meski melakukan pendataan para kombatan, untuk memprediksi apakah mereka akan beraksi, kapan dan di mana perlu kecermatan dan dukungan intelijen.

"Seperti yang saya sampaikan tadi kapan dan di mana mereka melakukan, ini kan memerlukan kecermatan dan informasi yang lebih banyak lagi dari intelijen," ujar Setyo.

(Baca juga: Lihat Anak-anakmu Ini Pak, Kenapa Kau Tinggalkan Kami?)

Polri terus melakukan upaya pencegahan sembari menunggu ada payung hukum untuk menindak kombatan yang pulang ke Tanah Air. Salah satunya dengan strategi preventive strike.

"Begitu kami mendapatkan informasi dan ada alat bukti yang walaupun mungkin minim kami lakukan tindakan, dan kami harapkan itu sesuai aturan yang berlaku, hukum yang mengatur itu, (sehingga) tidak melanggar hukum dan HAM," ujar Setyo.

 

Kompas TV Pelaku Teror Polda Sumut Termasuk Jaringan ISIS?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com