Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Penyerang Mapolda Sumut Dikuburkan Selubang dengan Kerabatnya

Kompas.com - 28/06/2017, 17:11 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Polda Sumatera Utara menyerahan jenazah pelaku penyerangan Mapolda Sumut, Ardial Ramadhana Bin Zulkarnaen kepada keluarganya di rumah Jalan Makmur Gang Dahlia Nomor 33 Tembung, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Pihak Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut telah memandikan dan mengkafani mayat, kemudian mensalatkannya dengan imam AKP Kholis.

Pihak keluarga meminta jenazah pelaku agar dikuburkan di Perkuburan Islam Jalan Kemiri I Lingkungan I, Kelurahan Sudirejo II, Kecamatan Medan Kota. Pemakaman dihadiri sekitar 15 orang di antaranya orangtua almarhum, orangtua tirinya, dan sanak saudara.

"Bertindak sebagai bilal adalah ustaz Yusnan Nasution. Seluruh rangkaian fardhu kifayah sudah dilaksanakan, pihak keluarga almarhum juga sudah kembali ke rumahnya," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Ginting, Kamis (28/6/2017).

(Baca juga: Seorang Terduga Penyerang Mapolda Sumut Pernah ke Suriah)

 

Jenazah pelaku dikuburkan satu lubang dengan kuburan kakeknya Amsyarif yang meninggal dunia pada 1972, neneknya H Rukiah Ali Binti Malik yang tutup usia pada 2008, dan pamannya Teguh Hek Syahputra Bin Syaiful Am yang dikubur pada 1992 lalu.

Warga Jalan Makmur Pasar 7 Dusun V, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, sempat menolak jenazah pelaku yang mereka anggap teroris dan bergabung dengan ISIS.

Mereka berkumpul di dekat rumah orangtua pelaku, setelah mendapat informasi bahwa mayat pelaku akan diserahkan Polda Sumut ke pihak keluarga sambil membawa kain putih yang berisi tulisan penolakan terhadap kedatangan jenazah.

"Kami menolak jenazah dibawa ke kampung ini, tidak terima ada teroris ISIS di sini," ujar Pujiono, salah seorang warga.

(Baca juga: Aiptu Martua Sigalingging Diduga Sempat Melawan Terduga Teroris di Mapolda Sumut)

 

Pangihutan Nainggolan (66), warga sekitar, juga menolak jenazah pelaku. Menurutnya, perbuatan meneror tidak dapat diterima umat muslim. Dirinya tidak mau Desa Sambirejo nantinya disebut masyarakat luas sebagai sarang teroris.

"Desa ini penghuninya umat muslim yang pedomannya Islam rahmatan lilalamin. Saya selaku Bilal di desa ini, tidak akan mensalatkan jenazah teroris. Apapun ceritanya, jenazah itu harus dibawa pergi dari kampung ini," tegasnya.

Dibawa ke Jakarta

Tiga dari empat tersangka kasus penyerangan pos jaga Mapolda Sumut dibawa ke Jakarta oleh Densus 88. Satu orang tidak dibawa karena meninggal dunia dan sudah diserahkan kepada keluarganya.

Ketiga tersangka adalah Syawaluddin Pakpahan, Hendry Pratama alias Boboy, dan Firmansyah Putra Yudi.

"Para tersangka dibawa ke Jakarta dengan pesawat udara melalui Bandara Kualanamu Medan beserta seluruh barang bukti. Kita juga memulangkan saksi-saksi yang berdasarkan hasil pemeriksaan tidak terlibat dalam kasus penyerangan polisi," kata Rina.

Sebelumnya diberitakan, pos penjagaan di Markas Polda Sumatera Utara diserang dua orang yang diduga pelaku terorisme, Minggu (25/6/2017) sekitar pukul 03.00 WIB. Satu polisi tewas. Dua orang penyerang berhasil dilumpuhkan. Satu orang penyerang tewas, satu lainnya kritis.

Kompas TV Aiptu Martua Sigalinging, yang meninggal setelah diserang oleh dua orang terduga teroris di Mapolda Sumut dimakamkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com