Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Bilih Singkarak Makin Sulit Dicari

Kompas.com - 26/06/2017, 12:00 WIB
Auzi Amazia Domasti

Penulis

SOLOK, KOMPAS.com - Mudik ke Sumatera Barat belum lengkap jika tak menikmati keindahan Danau Singkarak. Namun, beberapa tahun terakhir wisatawan sulit menemukan Ikan Bilih, ikan endemik Danau Singkarak, yang rasanya sangat gurih.

Ikan yang berukuran total 116 milimeter khas Danau Singkarak itu semakin jarang. Salah satunya penyebabnya adalah pencemaran dari sawah di sekitar danau.

Area sawah banyak menggunakan pupuk urea. Aliran air yang mengandung pupuk tersebut terbawa menuju Danau Singkarak. Penumpukan zat-zat kimia di sekitar danau menyebabkan Ikan Bilih mati

Seorang penduduk sekitar Danau Singkarak, Karmita, mengatakan penangkapan ikan yang tak ramah lingkungan memicu berkurangnya jumlah Ikan Bilih. Penggunaan bagan halus juga menghambat bertambahnya ikan bernama ilmiah mystacoleucus padangensis.

Banyak orang memancing di danau dengan bagan halus yang berjaring-jaring rapat. Sehingga, bayi-bayi Ikan Bilih ikut terjaring.

"Padahal nggak dijual, dibuang juga (bayi ikan bilihnya)," kata Karmita, Sabtu (23/06/2017).
 
Penyebab lain karena munculnya aliran belerang. Aliran ini juga tidak cocok bagi kelanjutan hidup ikan bilih di Danau Singkarak.
 
AUZY AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Danau Singkarak yang terletak di Kabupaten Solok dan Tanah Datar, Sumatera Barat menawarkan keindahan dan kekayaan alam. Ikan Bilih yang merupakan spesies endemik Danau Singkarak terancam punah karena perilaku manusia yang tak ramah lingkungan
Pencemaran sampah juga menjadi faktor penyebab kelangkaan ikan bilih. Kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan membuat area sekitar danau kotor dan menghambat kehidupan ikan.

Sayang, apabila ikan yang menjadi oleh-oleh khas Danau Singkarak ini punah. Padahal selain rasanya yang lezat, Ikan Bilih juga memiliki kandungan protein yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com