Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Bus Rute Ini Kerap Gunakan Helm Demi Keselamatan

Kompas.com - 19/06/2017, 12:05 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Jalur lintas Sumatera adalah jalan panjang antar-provinsi di Pulau Sumatera yang dimulai dari Lampung sampai Aceh. Di jalan milik negara ini, kasus-kasus pelemparan kaca bus dengan batu marak terjadi.

Pelakunya adalah orang-orang tidak bertanggung jawab yang saat berhasil ditangkap mengaku hanya iseng. Padahal apa yang mereka lakukan sangat meresahkan, membahayakan, dan merugikan.

Seperti terjadi pada 25 Juni 2015 saat menjelang sahur. Bus Kurnia menjadi sasaran pelemparan batu empat remaja di kawasan Seuneubok Baro, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang. Saat diamankan, pelaku mengaku hanya iseng.

Akibat perbuatan mereka, perusahaan bus menanggung kerugian jutaan rupiah. Nasib yang sama juga dialami bus Putra Pelangi dan bus Simpati Star yang dilempari sekelompok remaja di kawasan Aceh Timur.

Para pemilik bus kemudian membuat tameng berupa kawat besi yang melindungi kaca depan bus. Tujuannya, agar sopir terhindari dari lemparan batu dan pecahan kaca untuk meminimalisir risiko kecelakaan lalu lintas.

Solusi ini cukup ampuh meski sedikit menggangu pandangan pengemudi. Namun tidak bertahan lama, para manusia iseng itu kembali melakukan pelemparan dengan sasaran kaca samping bus, tentu ini sangat mengancam keselamatan para penumpang.

(Baca juga: Bus-bus Rute Ini Banyak yang Pasang Jaring Besi, Apa Alasannya?)

Nurdin (50) warga Kota Medan yang menjadi sopir di Perusahaan Otobus (PO) Putra Pelangi mengatakan, seluruh bus di tempatnya bekerja dipasangi jerjak besi. Hal yang sama dilakukan perusahaan lain.

Meski tidak sesering dulu, namun pelemparan masih terjadi. Ditanya siapa pelakunya, dia bilang anak-anak dan remaja yang sedang mabuk.

"Anak-anak kecil yang melempar, atau anak-anak tanggung yang lagi mabuk. Dulu sering sekali pelemparan, kalau sekarang masih ada cuma tak sesering dulu," ungkapnya, Minggu (18/6/2017).

"Incerannya juga kaca samping. Kadang orang itu melemparnya pakai ketapel jadi bisa tembus dari kaca kiri ke kaca kanan," tambahnya.

Dia tidak mengingat lokasi tepat pelemparan. Karena orang tersebut naik motor dan kerap berpindah-pindah. Tapi beberapa titik lokasi pelemparan ada di daerah Kisaran, Pekanbaru, dan kawasan Duri.

"Yang dibonceng yang melempar. Kalau malam minggu biasanya lebih rawan, soalnya mereka mabuk-mabukan. Ada sopir kami yang harus pakai helm bawa bus karena pernah kena lempar dan kepalanya bocor," ungkapnya sambil menunjukkan bus Putra Pelangi model Scania K410 keluaran terbaru yang kaca sampingnya pecah akibat lemparan batu.

Dia bilang, saat tertangkap, para pelaku rata-rata masih anak di bawah umur sehingga tidak diproses hukum. Akibatnya, kejadian ini terus terulang sampai sekarang.

(Baca juga: Aturan Baru, Pemilik Bus Bisa Jadi Tersangka)

 

Bus dengan rute Aceh-Bandung ini memiliki 99 armada dan memilih lintas timur jalur lintas Sumatera.

"Kalau yang ke Bandung, bus kita milih jalur lintas timur. Lokasi pelemparan tidak tentu, tapi di kawasan Kisaran dan Duri ada. Kami meminta pemerintah supaya perusahaan bus ini diperhatikan khususnya keamanan dan kondisi jalanan harus memadailah," harap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com