BANDUNG, KOMPAS.com — Sungai Citarum menerima 1.500 ton sampah berbagai jenis setiap hari, baik sampah rumah tangga maupun limbah industri.
Sampah-sampah itu kemudian menumpuk di Waduk Saguling sehingga mengganggu operasional turbin pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling. Sementara itu, PLTA Saguling dikenal sebagai pemasok listrik interkoneksi untuk Jawa-Bali.
Oleh karena itu, Sungai Citarum terus dibersihkan melalui Gerakan Citarum Bersih, Sehat, Indah, dan Lestari (Bestari) 2016/2017 yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Gerakan gotong royong ini dinilai berhasil menekan volume sampah dan memperbaiki kualitas air Sungai Citarum dan membuktikan bahwa sungai terkotor pun ternyata bisa dibersihkan.
"Bagaimana gerakan yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) puluhan miliar rupiah ini menjadi budaya masyarakat? Hal itu masih butuh waktu," kata Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DPLHD) Jawa Barat Anang Sudarna, Senin (5/6/2017), di Bandung.
(Baca juga: Triliunan Rupiah Terbuang di Sungai Citarum)
Gerakan ini melibatkan pasukan TNI, unsur penegak hukum dan masyarakat sepanjang Sungai Citarum di Cekungan Bandung.
"Dari sampah plastik sekitar 8 ton per hari, turun menjadi 4 ton plastik di Saguling," ujar Anang.
(Baca selengkapnya: Citarum Terus Dibersihkan di Harian Kompas edisi 6 Juni 2017, di halaman 22)