Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Tak Ada Kompromi Bagi yang Menzalimi Rakyat Indonesia

Kompas.com - 02/06/2017, 21:18 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut, Satuan Tugas (Satgas) Pangan yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengawasi harga kebutuhan pokok telah mengungkap 81 kasus terkait penyelewengan pangan dan bahan pangan.

Amran mengatakan, selain untuk mengendalikan harga pangan di pasar, keberadaan Satgas Pangan juga ikut mengamankan kondisi pangan nasional saat ini.

"Ada 81 penangkapan yang saya terima. Ada penimbunan bawang, cabai, beras, minyak, macam-macam lah," kata Amran, di Bogor, Jumat (2/6/2017).

Amran menjelaskan, para pelaku yang ditangkap dalam kasus tersebut diduga terkait jaringan kartel.

Para pelaku, lanjut Amran, diduga sengaja menimbun bahan-bahan kebutuhan pokok untuk meraup keuntungan pribadi dalam momentum bulan puasa ini.

"Saya akan cabut izinya jika terbukti mengarah tindakan pelanggaran hukum. Tak ada kompromi bagi yang menzalimi rakyat Indonesia, khususnya di sektor pangan," ujar Amran.

Terkait kasus penimbunan bawang putih di Jakarta beberapa waktu lalu, dirinya telah mendapat laporan ada 13 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

"Kaitan dengan bawang, kami dapat laporan terakhir 13 tersangka. Izinnya kita tutup. Enggak boleh lagi bisnis bawang di indonesia. Pasti kena pidana," ungkap dia.

Sebelumnya, Kepala Satgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya telah membentuk jaringan Satgas Pangan hingga ke tingkat Polres yang tersebar di berbagai daerah.

Dengan masifnya pembentukan jaringan tersebut, pihaknya kini telah menangani sejumlah kasus yang terbagi menjadi dua bagian. Pertama, kasus yang berkaitan dengan kecurangan bahan pokok atau penimbunan, oplosan dan lain-lain. Kedua, kasus yang berkaitan dengan penggunaan bahan makanan berbahaya untuk makanan olahan.

"Kami akan lakukan evaluasi lagi dan fokuskan kepada distribusi dan penyimpanan. Ini akan jadi fokus, sehingga harga-harga bisa dikendalikan," ucapnya.

Baca juga: "Mbranjang", Alternatif Warga Demak Penuhi Kebutuhan Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com