Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Hidup Toleransi dari "Desa Pancasila" di Lamongan

Kompas.com - 01/06/2017, 13:36 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

 

Karbin sendiri menikah dengan Sriwati (40), dengan dikaruniai seorang putri bernama Venda (15) dan semuanya memeluk agama Hindu. Sementara tetangga sebelah kanan rumah Karbin, merupakan keluarga pemeluk agama Islam.

“Ini saya merokok pada saat Ramadhan seperti ini juga hanya di rumah saja, karena di luar rumah kami biasanya menghormati yang sedang menjalankan puasa. Itu sudah biasa, dan telah berlangsung sejak beberapa tahun silam. Karena penghormatan dan toleransi seperti ini, juga kami dapatkan dari pemeluk agama Islam maupun Kristen di sini,” jelasnya.

Dikatakan Karbin, pada saat perayaan Nyepi, selain menghormati yang menjalankan, para warga Desa Balun pemeluk agama Islam maupun Kristen juga membantu membuat ogoh-ogoh, hingga turut serta mengaraknya keliling kampung.

“Karena kami percaya, tidak ada agama yang mengajarkan kejelekan. Semua pasti mengajarkan kebaikan. Nah, tinggal kita saja yang menjalankannya seperti apa. Karena siapa sih yang rela agamanya dihujat? Kalau itu dikembalikan kepada diri masing-masing pasti tidak ada yang rela, makanya jangan kita sampai menyakiti orang lain jika tidak ingin disakiti,” tegasnya.

Karbin mengakui gesekan antar-warga pernah terjadi, namun bukan karena persoalan kepercayaan maupun agama, melainkan faktor lain.

“Pernah juga ada gesekan. Tapi itu saat selesai pertandingan sepak bola antar RT pas 17 agustusan. Antar pemuda RT satu dengan RT lainnya, bukan antar-agama. Tapi itupun tidak lama, karena sudah baikan lagi,” beber Karbin.

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Radi (60), tetangga Karbin. Sejauh ini, hubungannya dengan kelurga Karbin dan semua tetangga berlangsung baik tanpa ada gesekan, meski mereka berbeda-beda agama.

“Buat apa ribut-ribut masalah agama, karena agama itu keyakinan masing-masing pribadi. Dan, mohon diingat juga, selama kita berbuat baik kepada orang sudah pasti mereka akan berbuat baik kepada kita,” tutur Radi.

“Lagian para warga pemeluk agama Kristen maupun Hindu juga banyak membantu kami saat melakukan ibadah. Seperti pada Lebaran maupun malam takbiran, umat Kristen dan Hindu juga rela menjaga parkir kendaraan hingga memastikan keamanan saat takbiran keliling,” lanjut dia.

Dari lokasi yang tidak jauh dari Balai Desa Balun, memang terdapat sebuah lokasi yang menunjukkan "kedewasaan" masyarakat di desa tersebut dalam beragama.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com