Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Mus: Jadilah Kiai yang Mengemong Umat...

Kompas.com - 29/05/2017, 19:47 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho. Sudah cukup kematian ini sebagai nasehat.

Demikian ungkapan pertama yang disampaikan KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang akrab dipanggil Gus Mus menyitir hadis Nabi Muhammad SAW saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan mauidloh hasanah atau tausiyah dalam upacara pemberangkatan jenazah Mustayar PBNU KH Mahfudz Ridwan di Ponpes Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Senin (29/5/2017).

Menurut Gus Mus, sebenarnya tidak perlu ada tausiyah jika sudah ada nasihat dari sebuah kematian. "Sebab kalau dinasihati dengan kematian saja tidak mendal (mempan), maka dinasihati oleh ustaz, mubaligh tambah tidak mempan," ucapnya.

Dalam kesempatan itu Gus Mus bercerita mengenai sosok Kiai Mahfudz yang belum diketahui oleh masyarakat Indonesia. Menurut pengasuh Ponpes Raudhatut Thalibin Lateh, Rembang ini, Kiai Mahfudz bukanlah tokoh sembarangan.

Ia menceritakan, setiap kali KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur harus bersikap dan mengeluarkan keputusan-keputusan penting, Gus Dur selalu menyatakan dirinya menunggu nasihat dari para Kiai-kiai Khos (khusus). Gus Mus meyakini berdasarkan penelaahan dan analisisnya,  kiai-kiai Khos di sekeliling Gus Dur itu salah satunya adalah Kiai Mahfudz.

"Beliau ini tidak main-main," katanya.

"Setelah saya menganalisis dan sebagainya, satu di antaranya (kiai khos) adalah Kiai Mahfudz Ridwan ini. Karena beliau ini yang selalu ngemong Gus Dur sejak masih belajar di Irak," tambahnya.

Baca juga: Jenazah KH Mahfudz Ridwan Dilepas Setelah 61 Kali Dishalatkan

Sosok Kiai Mahfudz ini, kata Gus Mus, merupakan tipologi kiai yang estu (tulen, sesungguhnya). Kiai yang sa'estu, katanya, adalah kiai yang melihat umat dengan mata kasih sayang.  Kiai Mahfidz sebut dia, selalu mengemong dan mengayomi umat dari agama apapun.

"Lihatlah yang takziah beliau berasal dari berbagai lapisan, karena mereka merasa pernah diayomi," ucapnya.

Kemudian tiba giliran Gus Mus untuk meminta kesaksian dari para pelayat ihwal rekam jejak Kiai Ridwan, apakah tergolong manusia baik atau bukan.

Gus Mus mengawalinya persaksiannya itu dengan pernyataan, bahwa dirinya adalah adik seperguruan Kiai Mahfudz saat mondok di sebuah pesantren di Rembang. Gus Mus mengakui kebaikan Kiai Mahfudz yang pernah mengemong dirinya saat mondok tersebut.

"Kalau saya sudah menyaksikan sendiri kebaikan beliau. Sekarang saya ingin menanyakan baik atau tidak, saya ingin menyaksikan sendiri dari penjenengan yang hadir," ujarnya.

"Sae nopo mboten (baik atau tidak)?" tanya Gus Mus tiga kali.

Sae..Sae..Sae (baik, baik,baik)," jawab para pelayat.

Pada akhir tausiyahnya Gus Mus memanjatkan harapan agar generasi muda bisa mencontoh keteladanan dari sosok Kiai Mahfudz.

"Jadilah kiai yang ngemong umat, ngayomi semua umat. Jangan jadi kiai yang membuat bingung umatnya, jadilah kiai yang membuat tenang umat. Jangan jadi kiai yang menambah sumpeke (sulitnya) umat," sebutnya.

Saat menyampaikan harapan ini Gus Mus menangis sesenggukan sebelum ia akhiri tausiyahnya dengan penutup salam.

Baca juga: Ini Alasan Menaker Sebut Kiai Mahfudz sebagai "Gus Dur-nya Jawa Tengah"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com