Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ayah Afi Nihaya yang Sempat Khawatir Anaknya Aktif di Medsos

Kompas.com - 20/05/2017, 09:30 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI,KOMPAS.com - Afi Nihaya Faradisa, remaja asal Banyuwangi yang tulisan inspiratifnya viral di media sosial lahir dari keluarga sangat sederhana.

Ayahnya Wahyudi (47), sehari-hari bekerja sebagai penjual cilok keliling di sekolah-sekolah sekitar rumahnya.

Sedangkan ibunya, Sumarti menderita Glukoma dan kehilangan penglihatan total sejak setahun terakhir. Otomatis, dia lebih banyak beraktivitas di rumah.

Afi dan keluarganya tinggal di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari pusat kota Banyuwangi.

 

(baca: Ini Status yang Membuat Akun Facebook Afi Tidak Bisa Dibuka)

Ia lulusan SDN 4 Yosomulyo dan SMPN 1 Genteng. Saat ini, Afi baru saja lulus dari SMAN 1 Gambiran.

Kepada Kompas.com pada Kamis (18/5/2017), Wahyudi mengatakan, Afi adalah anak yang pendiam dan lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar dan membaca buku.

Awalnya, ia sendiri tidak tahu jika status anak pertamanya itu dibicarakan oleh banyak orang. Ia baru mengetahui ketika banyak wartawan yang berkunjung ke rumahnya dan mencari Afi.

"Sempat kaget dan takut kalau ada apa-apa sama anak saya. Pas tahu apa yang dia tulis saya bangga sekali," jelasnya.

(baca: Sering Diancam, Afi Akan Tetap Terus Menulis)

Menurut Wahyudi, Afi yang memiliki nama asli Asa Firda Inayah sempat memblokir akun facebook bapaknya dan blokiran tersebut baru dibuka pada Desember 2016 setelah nama Afi dikenal oleh banyak orang.

"Facebook saya diblokir katanya biar ayah nggak tahu apa yang dia tulis. Nanti ayah khawatir kalau baca statusnya. Gitu kata Afi," kata Wahyudi sambil tersenyum.

KOMPAS.com/FIRMAN ARIF Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama siswi SMA Afi Nihaya Faradisa yang tulisannya viral dan mendapat banyak pujian di Facebook.

Selama ini, dia mengaku selalu mengingatkan anaknya untuk rajin membaca buku-buku yang ada di rumah, baik miliknya sendiri ataupun buku yang dpinjam di perpustakaan.

(baca: Keinginan Afi untuk Bertemu Jokowi...)

Ia sendiri mengaku lebih banyak menghabiskan waktu untuk berjualan cilok untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari. Wahyudi berangkat pagi hari dan baru pulang sore menjelang malam.

"Biasanya saya sama afi ngobrol saat saya pulang jualan. Saya sering ingatkan itu buku-buku yang sudah dipinjam, ya dibaca kan sayang sudah dipinjam. Jangan main HP terus. Walaupun ekonomi kami rata-rata, saya selalu bilang bahwa pendidikan nomer satu," katanya.

Sebelum Afi dikenal oleh banyak orang, Wahyudi sempat khawatir saat anaknya sering bermain ponsel sendirian di dalam kamar. Bahkan, ia sempat menyita ponsel anaknya selama 10 hari.

"Namanya orang tua pasti khawatir kalau anaknya terkena dampak negatif dari dunia maya. Takutnya pacaran atau apa gitu nanti kebablasan Sampai saya sita handphonenya," jelas Wahyudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com